kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pefindo Biro Kredit mencatat sebanyak 46% debitur masuk peminjam berisiko tinggi


Senin, 11 November 2019 / 14:40 WIB
Pefindo Biro Kredit mencatat sebanyak 46% debitur masuk peminjam berisiko tinggi


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pengelola informasi perkreditan PT Pefindo Biro Kredit (PBK) menyatakan, sebesar 46% debitur termasuk peminjam dengan risiko tinggi dan sangat tinggi. 

Presiden Direktur Pefindo Biro Kredit Yohanes Arts Abimanyu mengatakan, debitur dengan risiko tinggi dan sangat tinggi ini dominan berasal dari lembaga non-perbankan. 

Baca Juga: Pefindo Biro Kredit targetkan menambah 10 anggota baru tahun ini

Sementara itu, untuk perbankan, PBK mencatat non-performing loan (NPL) saat ini berada di level 2%-3%, sedangkan untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR), NPL-nya mencapai 7%. 

"Sehingga untuk ke depan, perbankan dan lembaga pembiayaan perlu lebih berhati-hati karena risiko kredit yang masih cukup tinggi," ucap dia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (11/11). 

Oleh karena itu, Abimanyu berharap layanan perusahaannya dapat menjadi salah satu cara untuk memitigasi risiko kredit lembaga keuangan. Pasalnya, PBK menyediakan credit scoring berdasarkan basis data populasi yang lebih luas, yakni mencakup data nasabah perbankan, lembaga pembiayaan, peer to peer (P2P) lending, sekuritas, dan koperasi. 

Ke depannya, Pefindo Biro Kredit juga akan menggunakan data dari nomor telepon seluler, e-commerce, dan aplikasi pembayaran digital untuk menghitung risiko kredit ini. 

Selain itu, Pefindo Biro Kredit juga baru saja meluncurkan produk bernama IdBenchmarking. Produk ini mampu menampilkan informasi terkini statistik industri kredit secara umum, kinerja portofolio kredit lembaga keuangan, hingga tingkat risiko kredit dan pergerakannya.

Dengan begitu, lembaga keuangan yang menjadi anggota Pefindo Biro Kredit dapat mengukur kinerja portofolio kreditnya dibanding industri, termasuk pemantauan profil risiko portofolio kredit yang dikelola.

"Jadi, lembaga tersebut tahu posisinya ada di mana dibanding industri lain, apakah lebih baik atau buruk," kata dia. 

Menurut Abimanyu, layanan ini merupakan jawaban atas kebutuhan lembaga keuangan untuk mengukur kinerja portfolio kreditnya secara cermat guna pengambilan keputusan yang tepat. 

Hingga akhir tahun ini, Pefindo Biro Kredit menargetkan jumlah anggotanya bisa mencapai 245 lembaga keuangan. Sementara itu, pada 2020, Abimanyu menargetkan perusahaannya dapat memperoleh 80 anggota baru. 

Saat ini, anggota Pefindo Biro Kredit sebanyak 233 lembaga keuangan, yang terdiri dari lembaga keuangan perbankan baik bank umum, bank syariah, dan BPR sebanyak 91, lembaga pembiayaan (multifinance) 68, P2P lending 38, dan koperasi 11, serta lembaga keuangan lainnya. 

Sementara itu, dari segi database nasabah, Pefindo Biro Kredit menargetkan memiliki data 90 juta nasabah yang memiliki akses perbankan (bankable) hingga akhir tahun ini. Angka ini meningkat 28,57% dari tahun 2018 yang sebanyak 70 juta nasabah. 

Baca Juga: Pefindo Biro Kredit akan luncurkan produk anyar di kuartal IV-2018

Sebagai informasi, dalam menjalankan kegiatan usahanya, Pefindo Biro Kredit menghimpun data kredit yang bersumber dari lembaga keuangan dan data non-kredit dari beberapa instansi publik dan lembaga yang telah bekerjasama sebagai sumber data. 

Data  tersebut kemudian diolah dan disajikan diantaranya dalam bentuk laporan dan skor yang dapat diakses oleh para anggotanya. Salah satu datanya menunjukkan risiko per individu peminjamnya yang terkait dengan kemampuan dan kemauan untuk membayar utang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×