kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,51   -5,84   -0.63%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyesuaian bunga kredit akan lebih kencang di 2019


Selasa, 27 November 2018 / 14:28 WIB
Penyesuaian bunga kredit akan lebih kencang di 2019
ILUSTRASI. Uang dollar AS


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang penghujung tahun 2018, para bankir pun sibuk merancang strategi bisnis di tahun 2019. Kondisi perekonomian domestik dan global tetap menjadi perhatian utama bankir.

Tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang masih akan berlangsung tahun depan merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi perbankan. Kondisi ini otomatis bakal mempengaruhi tingkat bunga perbankan, baik bunga pinjaman atau kredit maupun bunga simpanan.

Bankir perlu strategi jitu agar tetap bisa menjaga profitabilitas di tengah tren bunga yang meningkat. Sejauh ini untuk menjaga pertumbuhan kredit, bankir belum mengerek bunga kreditnya, mengikuti kenaikan bunga acuan yang sudah terjadi di tahun ini.

Josua Pardede, Ekonom Bank Permata mengatakan, perbankan berpotensi akan lebih cepat menyesuaikan kenaikan suku bunga acuan kepada bunga kredit pada tahun depan. Setiap jenis kredit serta risiko tiap kredit  berbeda-beda, sehingga itu membuat proses penyesuaian bunga tiap bank tidak akan sama. Apalagi tahun depan Bank Indonesia (BI) diprediksi masih akan menaikkan suku bunga acuan sekitar 25 basis poin (bps)-50 bps lagi sepanjang 2019.

Selain itu masalah likuiditas juga masih akan menjadi isu krusial. Likuiditas yang mengetat bakal berlanjut di era bunga tinggi di tahun depan. Sejumlah sentimen tersebut membuat proyeksi pertumbuhan kredit tahun depan tampaknya tidak bakal lebih agresif dari 2018.

"Pertumbuhan kredit tahun depan sekitar 11%–12%. Kisaran itu lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan tahun ini yang berada di level 12%–13%," ujar Josua, kemarin.

Herry Sidharta, Wakil Direktur Bank Negara Indonesia (BNI) mengatakan, siasat tahun depan BNI akan menggenjot segmen kecil untuk tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan segmen lain karena segmen ini dianggap lebih tahan terhadap perubahan ekonomi pada tahun 2019.

Tahun depan BNI memproyeksi pertumbuhan konservatif untuk penyaluran kredit sekitar 12%–13%. secara year on year (yoy). Adapun sampai dengan kuartal III-2018 penyaluran kredit BNI telah tumbuh 15,3% yoy.

Untuk itu strategi bank mengelola likuiditas menjadi poin penting agar bisa memaksimalkan profitabilitas. Sejumlah relaksasi dari bank sentral juga telah diluncurkan untuk membantu bank mengatur likuiditasnya.

Kini bankir juga tidak bisa menyandarkan upaya pencarian keuntungan dari pendapatan bunga semata. Bank juga harus memupuk pendapatan berbasis komisi demi memperbesar pendapatannya. Upaya itu bisa dilakukan dengan memacu digital banking.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×