kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan dilema mengerek bunga kredit


Jumat, 08 Juni 2018 / 12:03 WIB
Perbankan dilema mengerek bunga kredit
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah perbankan


Reporter: Galvan Yudistira, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang, Yoliawan H | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dua kali mengerek suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,75% di bulan lalu. Keputusan ini diikuti Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang juga menaikkan bunga penjaminan.

Kenaikan suku bunga tersebut membawa dilema bagi para bankir. Maklum, biaya dana alias cost of fund bank meningkat karena bank sudah mulai menyesuaikan bunga deposito untuk mengamankan likuiditas.

Sisi lain, bankir tak mau buru-buru mengerek bunga kredit mengingat permintaan kredit masih lemah. Lagi pula, dengan bunga kredit tinggi di tengah perlambatan ekonomi dapat menyulut kenaikan risiko kredit.

Alhasil, bank lebih memilih menekan margin daripada harus mengeluarkan ongkos lebih mahal untuk menekan laju kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) semisal, belum akan menaikkan bunga deposito maupun bunga kredit. "Masih perlu evaluasi untung ruginya," tandas Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI kepada KONTAN, Kamis (7/6).

Setali tiga uang, Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengungkapkan, sejauh ini BCA belum memutuskan untuk menaikkan bunga kredit. Hanya saja, BCA akan menimbang kenaikan bunga kredit di beberapa segmen yang bunganya rendah. Contohnya, kredit konsumsi seperti kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).

Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk mengakui, ada tekanan pada margin pasca kenaikan suku bunga acuan BI. Pasalnya, bank tidak dapat serta merta menaikkan bunga kredit.

PT Bank OCBC NISP Tbk juga belum ada rencana menyesuaikan bunga kredit kendati bunga deposito sudah naik. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja menilai, pihaknya masih mencermati kondisi pasar dan nasabah. "Walau suku bunga deposito mulai naik, suku bunga kredit tidak serta merta naik," ujarnya. Menurut Parwati, pihaknya akan memberi ruang bagi nasabah untuk menjaga kualitas portofolio kredit.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga belum berencana mengerek bunga kredit. Kemungkinan besar, bunga kredit BTN tidak naik hingga akhir tahun nanti. Maryono, Direktur Utama BTN mengatakan, pertimbangan menahan bunga kredit demi menjaga pertumbuhan kredit.

Kondisi ekonomi menjadi pertimbangan PT Bank Bukopin Tbk dalam menentukan bunga kredit. Bila ekonomi menggeliat, bank ini akan menaikkan bunga kredit. Kalau toh naik, Adhi Brahmantya, Direktur Keuangan PT Bank Bukopin Tbk memproyeksikan paling tidak bunga kredit akan naik sebanyak 25 bps mengikuti bunga deposito.

Nah, sektor pertama yang akan dievaluasi kenaikan bunga kreditnya antara lain sektor perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×