kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan membidik pertumbuhan kredit modal kerja dobel digit


Senin, 21 Januari 2019 / 06:43 WIB
Perbankan membidik pertumbuhan kredit modal kerja dobel digit


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan memperkirakan kredit modal kerja akan semakin deras tahun ini. Bercermin dari analisis uang beredar Bank Indonesia per November 2018, kredit modal kerja menyumbang 46,72% dari total kredit perbankan yang berjumlah Rp 5.185,5 triliun.

Dari sisi pertumbuhan hingga November 2018, kredit modal kerja memimpin yakni 13,6% year on year (yoy) menjadi Rp 2.422,7 triliun. Disusul oleh pertumbuhan kredit konsumsi 11,1% yoy menjadi Rp 1.504,2 triliun. Sedangkan pertumbuhan kredit investasi hanya tumbuh 9,4% yoy menjadi Rp 1.258,6 triliun.

Melihat kinerja tahun lalu, perbankan semakin optimistis kredit modal kerja mencatatkan kinerja yang optimal di 2019. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menargetkan kredit modal kerja tumbuh berkisar 12%-14% secara tahunan atau year on year (yoy) pada tahun ini. 

Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta menyatakan meski mematok pertumbuhan dobel digit, pihaknya akan tetap mempertahankan kualitas kredit. "Mengingat pada 2019 perekonomian diharap bisa lebih stabil dengan meredanya perang dagang global. Di dalam negeri kegiatan politik akan menentukan juga kondisi ekonomi, namun ada peluang untuk kebutuhan modal kerja," ujar Herry kepada Kontan.co.id, Jumat (18/1).

Herry menyebut sektor perindustrian dalam rangka pemilu dan hari raya lebaran dalam waktu yang berdekatan merupakan peluang kredit modal kerja. Menurut Herry, BNI akan memanfaatkan dan mengantisipasi tantangan dan peluang ini untuk penyaluran modal kerja sesuai kebutuhan debitur.

Bank dengan kode saham BBNI ini mencatatkan pertumbuhan kredit modal kerja sepanjang 2018 berada di kisaran 18,4% yoy. Pendorong utamanya dari sektor perdagangan restoran, hotel, perindustrian, dan pertambangan. "Ekspansi kredit modal kerja ini didukung dengan kualitas yang membaik dimana rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) pada Desember 2017 sebesar 3%. Membaik, menjadi 2,3% pada Desember 2018," kata Herry.

PT Bank OCBC NISP Tbk tahun ini mematok pertumbuhan kredit modal kerja dobel digit dibandingkan 2018. Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja optimistis, penyaluran kredit ke sektor ini dapat tumbuh 10%-15%.

"Kredit modal kerja untuk di kuartal I-2019 gejolaknya masih banyak baik dalam dan luar negeri. Tapi harapan kami jelang lebaran dan hasil pemilu di kuartal II akan lebih baik. Kemudian eksternal yakni global gonjang ganjingnya mulai mereda, harapannya kredit modal kerja tumbuh dengan baik," ujar Parwati kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.

Bank dengan kode saham NISP ini juga masih memprediksi kredit ke modal kerja sepanjang 2019 masih akan mendominasi penyaluran kredit. Tahun ini, Parwati bilang pihaknya akan menyasar ke subsektor manufaktur, jasa, dan komoditas. Meskipun Parwati akan mencermati sektor komoditas.

PT Bank Central Asia Tbk juga yakin kredit modal kerja masih moncer. Lantaran hingga November 2018, kredit ke sektor ini tumbuh 17%-18% yoy. Direktur BCA Santoso Liem menyatakan, pertumbuhan kredit modal kerja tersebut didukung antara lain oleh sektor jasa keuangan, bahan bangunan dan besi konstruksi lainnya, jasa usaha serta distribusi, retailer dan toserba.

Santoso, menambahkan BCA juga akan memprioritaskan penyaluran kredit kepada nasabah yang memiliki hubungan dengan bank dan memiliki rekam jejak dan prospek usaha yang baik. "Kami perkirakan target pertumbuhan kredit BCA pada tahun 2019 secara keseluruhan berada level moderat. Selain itu kami melihat bahwa pada tahun 2019 kredit modal kerja akan tetap stabil sejalan dengan peningkatan aktivitas bisnis maupun kebutuhan nasabah," jelas Santoso.

Sayangnya, Santoso belum merinci angka tepat target kredit modal kerja di 2019 lantaran masih menunggu diskusi dan persetujuan rencana bisnis bank (RBB) dengan regulator.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×