kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perkuat modal, perbankan siap menjaring dana di semester II-2019


Senin, 15 Juli 2019 / 18:21 WIB
Perkuat modal, perbankan siap menjaring dana di semester II-2019


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki semester II-2019, sejumlah bank berminat untuk menerbitkan surat utang untuk memperkuat struktur permodalan maupun menambah likuiditas untuk menopang ekspansi. Misalnya saja, di kuartal III-2019 ada dua bank yang berniat menerbitkan saham baru alias rights issue yakni PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) dan PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO).

Direktur Utama Bank Mayapada Haryono Tjahjarijadi menuturkan, Bank Mayapada berniat untuk melakukan rights issue dengan target perolehan dana sebesar Rp 1 triliun. "Untuk penguatan permodalan di samping dananya otomatis dipakai untuk pengembangan usaha," terangnya kepada Kontan.co.id, Senin (15/7).

Sebelumnya, bank milik taipan ini berniat untuk mengincar dana dari pasar sebesar Rp 3 triliun yang terdiri dari rights issue sebanyak Rp 2 triliun dan Rp 1 triliun dari obligasi subordinasi. Namun, Haryono menuturkan pihaknya hanya akan melakukan rights issue saja di tahun 2019.

Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Mayapada berniat melepas sebanyak 455,49 juta saham baru seri B dengan nilai per sahamnya sebesar Rp 100. Penerbitan saham tersebut menurut Bank Mayapada setara dari 6,67% modal disetor.

Sebelumnya, Bank Mayapada mengatakan sejak 2013 pemegang saham pengendali memang konsisten melakukan penambahan modal. Hingga 2018 penambahan modal baik melalui rights issue maupun penerbitan obligasi subordinasi Bank Mayapada tercatat telah mencapai Rp 5,45 triliun.

Sementara itu, BRI Agro berniat akan menerbitkan rights issue sebesar Rp 700 miliar pada September 2019. 

Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto menuturkan rencana penambahan modal ini juga bertujuan agar BRI Agro naik menjadi bank BUKU III dengan modal inti minimal sebesar Rp 5 triliun hingga di bawah Rp 30 triliun.

Pihaknya menegaskan, tidak berniat menerbitkan surat utang tahun ini. Namun, Agus memberi sinyal akan menerbitkan medium term notes (MTN) di tahun 2020 mendatang. "Tahun ini belum ada (surat utang). Rencananya baru tahun depan karena ada MTN yang jatuh tempo," katanya. 

Alasannya, menurut Agus saat ini kondisi likuiditas BRI Agro masih mencukupi untuk menopang ekspansi hingga penghujung tahun 2019.

Salah satu bank yang paling aktif menggalang dana di pasar yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Sebabnya, mayoritas kredit BTN bersifat jangka panjang dan memerlukan dana yang cukup jumbo untuk memenuhi permintaan kredit.

Direktur Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso mencatat hingga Semester I-2019 pihaknya telah merealisasikan penerbitan obligasi sebesar Rp 4 triliun. Selain itu, BTN juga melakukan pinjaman bilateral sebesar Rp 10 triliun. 

Tak berhenti sampai di situ, pada paruh kedua 2019, bank bersandi bursa BBTN ini juga akan merealisasikan penerbitan pinjaman subordinasi sebesar Rp 3 triliun, serta penerbitan obligasi sekitar Rp 1 triliun.

"Kami juga akan melakukan bilateral loan pada kisaran sebesar Rp 2 triliun- 3 triliun. Tergantung pada kondisi likuiditas ke depan," jelas Mahelan. 

Sementara itu, PT Bank OCBC NISP Tbk mengatakan masih memiliki jatah penerbitan obligasi sebesar Rp 7 triliun di tahun ini. Hanya saja, Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja masih memantau kondisi pasar lebih dulu.

Di sisi lain, kondisi loan to deposit ratio (LDR) OCBC NISP dinilai masih aman di level 92% serta ditopang capital adequacy ratio (CAR) di kisaran 17%. "Obligasi ini jangka panjang. Walau sekarang belum butuh, bisa saja kami issue kalau pasarnya kondusif," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×