kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permodalan kuat, bank tetap waspada


Sabtu, 03 November 2018 / 16:38 WIB
Permodalan kuat, bank tetap waspada
ILUSTRASI. Ilustrasi bank


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - MEDAN. Kondisi likuiditas mengalami pengetatan paska kenaikan suku bunga acuan. Namun hal tersebut belum sampai pada tahap mengganggu rasio permodalan perbankan atau capital adequacy ratio (CAR).

Meski kredit tumbuh lebih deras dibanding dana pihak ketiga (DPK), rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) perbankan secara industri juga masih terbilang stabil bahkan membaik.

Lihat saja, pada September 2018 lalu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut CAR industri perbankan berada di level 22,4%.

Walau dibandingkan periode tahun sebelumnya ada penurunan tipis sebesar 2 basis poin (bps), LPS mengatakan posisi ini masih sangat kuat atau menjadi salah satu yang tertinggi di kawasan Asia bahkan dunia.

Malah bila memakai data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per September 2018 lalu NPL industri perbankan ada di level 23% praktis stabil dibandingkan posisi setahun sebelumnya

Sementara itu, NPL perbankan pada triwulan III-2018 juga terjaga rendah di posisi 2,66% secara gross.

Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank LPS Ferdinand Dwikoraja Purba menjelaskan, bisa saja CAR perbankan tergerus di tengah ketatnya likuiditas bila pengelolaan asetnya tidak baik. Misalnya, bank cenderung lebih hati-hati dalam melakukan penyaluran kredit, karena menghindari potensi aset bermasalah.

Nah, menurut Purba apabila fungsi intermediasi perbankan tidak dilakukan dengan baik, maka bisa saja kualitas aset menurun yang memaksa bank memakai sebagian modal untuk membentuk pencadangan.

"Begitu kualitas aset secara umum turun, bank harus bentuk pencadangan dan bisa menggerus CAR," katanya,, Kamis (1/11).

Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi mengatakan, tergerusnya CAR bukan karena likuiditas melainkan dari terlalu derasnya pertumbuhan kredit dan bertambahnya kredit bermasalah.

Bank Mayapada misalnya yang per September 2018 lalu mencatatkan posisi CAR di bawah rata-rata industri, yakni 14,01%. Tapi bank ini tak khawatir modal akan tergerus alias masih bisa untuk ekspansi.

Setali tiga uang, Sekretaris Perusahaan PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) Syahdan Siregar juga mengatakan, walaupun CAR perseroan berada di level 15,97% alias lebih rendah dibandingkan rata-rata industri, posisi tersebut masih cukup terjaga.

Lantaran masih berada di atas batas yang disematkan oleh regulator yaitu CAR minimal 8% sampai 11%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×