kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persaingan di multiguna ketat, Bank Sumut lirik kredit pensiunan


Rabu, 12 September 2018 / 17:42 WIB
Persaingan di multiguna ketat, Bank Sumut lirik kredit pensiunan
ILUSTRASI. Obligasi Bank Sumut


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank pemain kredit multiguna antara lain Bank Pembangunan Daerah (BPD) mengaku kredit multiguna merupakan mesin penggerak kredit konsumsi BPD.

Namun, persaingan yang ketat pada bisnis ini membuat sejumlah BPD harus menelan pil pahit. Salah satunya, PT BPD Sumatera Utara (Bank Sumut). 

Direktur Utama Bank Sumut Edie Rizliyanto menuturkan, beberapa debitur perseroan ada yang diakuisisi oleh bank lain. "Kredit multiguna adalah produk unggulan kami, kemarin banyak di take over bank lain. Karena mereka memberikan promo suku bunga," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (12/9).

Padahal menurut Edie, dengan tren kenaikan bunga sebenarnya program promo suku bunga tidak sesuai. Namun, bagi bank dengan tingkat biaya dana yang rendah bisa saja memanfaatkan hal tersebut untuk mengakuisisi nasabah di bank lain atau kompetitor. 

Hitung-hitungan Bank Sumut menunjukan, khusus untuk kredit multiguna di tahun 2018 hingga akhir Agustus 2018 menyusut sebesar Rp 1 triliun.

Alhasil, Bank Sumut mulai mencari alternatif bisnis kredit lain. Salah satunya kredit pensiunan, yang tercatat saat ini sudah tumbuh Rp 850 miliar dalam kurun waktu setahun. Sayangnya, pihaknya enggan merinci total outstanding kredit multiguna perseroan saat ini.

"KMG tergerus sekitar Rp 1 triliun tahun ini. Namun ada pertumbuhan kredit pensiun Rp 850 miliar. Jadi net penurunan kredit konsumtif. Dilihat dari outstanding, sudah turun Rp 150 miliar atau 1,2% yoy," tambahnya.

Catatan saja, analisis uang beredar yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) menunjukan kredit multiguna naik 13,8% secara year on year (yoy) menjadi Rp 549,7 triliun. Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, kenaikan tersebut relatif stabil dari pertumbuhan Juli 13,3% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×