Reporter: Ferrika Sari | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pamor produk unit link masih tinggi di tengah fluktuasi pasar yang terjadi. Terlihat, di mana mayoritas peroleh premi PT Capital Life Indonesia masih disumbang dari produk unit link.
Direktur Capital Life Robin Winata mengatakan, sampai awal Oktober 2018, produk unit link berkontribusi 55% dari total pendapatan premi perusahaan. Sedangkan sisanya disumbang dari produk tradisional.
“Dari Januari hingga Oktober 2018, produk unitlink kami sudah mencapai Rp 3 triliun,” kata Robin kepada Kontan.co.id, Rabu (17/10).
Unitlink sendiri adalah produk perusahaan asuransi jiwa yang mengawinkan fungsi proteksi dan investasi. Capital Life menawarkan produk unit link seperti Capital Proteksi Link, Capital Proteksi Plus dan Capital Proteksi Link 3.
Misalnya, produk Capital Proteksi Link, adalah produk asuransi jiwa berupa proteksi terhadap sakit atau kecelakaan. Produk ini menawarkan nilai pertanggungan dari Rp 25 juta hingga Rp 100 juta. Selain itu, menawarkan manfaat investasi dan proteksi jiwa dengan imbal hasil selama masa kontrak. Sedangkan masa investasi atau asuransi dari 6 bulan dan 1 tahun, serta dapat diperpanjang.
Nantinya pemegang polis akan menerima nilai polis pada akhir kontrak, dengan imbal hasil dihitung secara harian. Polis akan berakhir jika masa kontrak telah jatuh tempo, dan manfaat klaim telah dibayarkan baik asuransi maupun investasi.
Sedangkan produk asuransi jiwa tradisional, yakni Capital Proteksi, Capital Personal Accident dan Capital Sakti. Capital Proteksi, merupakan asuransi jiwa berjangka yang memberikan rasa aman bagi keluarga untuk masa depan.
Melalui produk ini pemegang polis menerima 100% uang pertanggungan jika tertangung meninggal dunia. Pembayaran premi mulai dari Rp 500 ribu, dengan masa asuransi dari 1 hingga 20 tahun.
Capital Life menawarkan dua produk asuransi tradisional yang meliputi term life dan endowment. Dalam hal ini, mayoritas nasabah menggunakan produk endowment yang didistribuskan melalui bancassurance.
“Untuk distribusi secara langsung ke pemasaran lebih banyak memilih asuransi jiwa kredit term life. Sementara distribusi bancassurance kami mayoritas ada di endowment. Secara umum, nasabah kami lebih dominan memilih endowment,” pungkasnya.
Term life merupakan asuransi yang memberikan proteksi dengan jangka waktu tertentu, dengan nilai premi lebih murah, tapi uang pertanggungan cukup besar. Sedangkan endowment, asuransi yang digabungkan, misalnya asuransi pendidikan dan asuransi dana pensiun.
Meskipun produk unitlink mendominasi, tapi produk tradisional dinilai tetap memiliki kepastian waktu untuk pembayaran asuransi jika dilihat dari sisi batas waktu kontrak dan manfaat uang tunai.
“Biasanya mereka menganggap produk asuransi memiliki kepastian yang lebih banyak daripada unitlink. Konsumen yang pernah membeli produk unitlink tanpa memahami produk tersebut, mengetahui tinggalnya produk asuransi,” jelas dia.
Di sisi lain, Capital Life masih mengandalkan produk asuransi melalui jalur bancassurance yang melebihi angka 90%, sedangkan sisanya dari corporate bisnis dan layanan digital. Pemasaran melalui layanan digital melalui situs asuransiku.id dan Tokopedia.
Sementara tahun ini Capital Life menargetkan perolehan premi sekitar Rp 7,3 triliun, naik 28,07 % dari realisasi premi tahun 2017 yang mencapai Rp 5,7 triliun. Strategi perusahaan untuk mencapai target tersebut adalah meningkatkan kemitraan di jalur distribusi bancassurance serta meluncurkan produk regular unitlink untuk penetrasi ke pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
