kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rencana right issue, IBFN bidik dana segar Rp 105 miliar


Selasa, 21 Agustus 2018 / 22:40 WIB
Rencana right issue, IBFN bidik dana segar Rp 105 miliar
ILUSTRASI. Rencana IPO PT. Intan Baruprana Finance


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) akan melakukan right issue, setelah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan Rabu (15/8). Rencana right issue bakal terealisasi dengan adanya pembeli siaga yaitu PT Northcliff Indonesia atau Northcliff.

Pilihan right issue, didasari kebutuhan BFIN dalam Penambahan Modal Terbatas dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) I. Melalui right issue ini, BFIN berharap bisa meraih dana segar sebesar Rp 105 miliar dan akan dilaksanakan pada semester kedua 2018.

Direktur IBFN, Alexander Reyza mengaku senang atas ketersediaan Norhcliff dalam mendukung rencana right issue perusahaan. Keseluruhan dana hasil PMHMETD I ini, setelah dikurangi dengan biaya emisi, akan digunakan untuk pembiayaan modal kerja BFIN.

“IBFN juga berencana menerbitkan Waran Seri I, di mana dana yang diperoleh dari pelaksanaan tersebut akan digunakan untuk modal kerja perseroan,” kata Reyza, dalam siaran persnya, Selasa (21/8).

Selain rencana right issue, IBFN bakal semakin gencar menyelesaikan kredit yang bermasalah. Maka dari itu, perusahaan tak segan menggunakan jalur hukum, apabila peminjam mempersulit pelunasan pinjaman atau kredit. “Karena kami memiliki tanggung jawab kepada para investor, pihak bank dan masyarakat yang menjadi pemegang saham IBFN,” tegasnya.

Diketahui, IBFN merupakan perusahaan pembiayaan yang fokus membiayai alat berat dan konstruksi, yang mayoritas pemegang sahamnya dimiliki oleh PT Intraco Penta Tbk (INTA). Sementara Grup INTA adalah pemegang merk Volvo CE, SDLG, Dressta, Bobcat, Sinotruk, Doosan hingga Mahindra.

Juli 2018, INTA Group telah mengkonversi utang melalui penambahan modal tanpa HMETD dengan nilai sekitar Rp 350 miliar. Tujuannya adalah untuk memperkuat struktur permodalan, memperkuat tim manajemen, menyelesaikan kredit bermasalah dan merealisasikan rencana right issue I.

“Kami berharap dengan adanya penambahan modal dari INTA Group akan meningkatkan kinerja perusahaan, karena sebelumnya mengalami kerugian di beberapa tahun terakhir. Serta bisa meraih kepercayaan kembali dari pemangku kepentingan,” jelas Reyza.

Sekadar informasi, IBFN sukses melalui masa sulit dengan adanya tuntutan pailit Penundaan Kewajiban Pembayaran utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga. Namun IBFN berhasil meraih kesepakatan atas proposal perdamaian (homologas) dengan mayoritas kreditur pada tanggal 10 April 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×