kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sebanyak 35% pemegang polis Jiwasraya memilih opsi roll over


Minggu, 05 Mei 2019 / 23:02 WIB
Sebanyak 35% pemegang polis Jiwasraya memilih opsi roll over


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Jiwasraya (persero) dikejar target untuk melunasi pembayaran polis jatuh tempo hingga kuartal II 2020. Berbagai cara dilakukan perusahaan agar nasabah mau sabar menunggu pelunasan polis tersebut.

Salah satunya, dengan meminta para nasabah untuk memperpanjang kontrak polis (roll over) selama setahun dengan iming-iming tingkat bunga 7% per tahun. Namun, hingga saat ini belum semua nasabah menerima opsi roll over tersebut.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, sampai dengan saat ini baru sekitar 35% dari total pemegang polis Jiwasraya memilih opsi roll over.

Meski belum semua, bagi Gatot, adanya pemegang polis memilih roll over menunjukkan bahwa kinerja Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko sudah bagus.

“Kan pemegang polis yang memperpanjang ada 35%. Artinya kerja Hexana bagus, dan untuk sisanya lagi sedang dilakukan komunikasi dengan pemegang polis,” kata Gatot ketika ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Minggu (5/5).

Gatot yakin bahwa Jiwasraya bakal melunasi polis jatuh tempo sampai tahun depan. Karena selain penyelesaian melalui roll over, Kementerian BUMN juga mendorong pendiri Jiwasraya putra yang merupakan anak usaha dari Jiwasraya.

Jiwasraya Putra akan memanfaatkan sinergi BUMN dengan PT Bank Tabungan Negara, PT Pegadaian, PT Kereta Api Indonesia dan PT Telkomsel. Keempat perusahan tersebut akan memberikan customer base dan distribusi channel Jiwasraya sebagai penyedia produk asuransi.

“Jadi mereka akan menjadi basis partner dengan Jiwasraya untuk mengelola di Jiwasraya Putra. Startegi partner ini juga untuk menjaga Jiwasraya,” tambah Gatot.

Ia juga mengamini bahwa Jiwaraya Putra tidak akan mampu menyelesaikan masalah likuiditas Jiwasraya secara menyeluruh. Meski begitu, ia meminta Hexana untuk fokus dengan langkah yang sudah ada, sambil mempersikapkan langkah lain.

Tidak cukup sampai situ, Kementerian BUMN bahkan menargetkan pembentukan holding asuransi pelat merah tahun ini. Ini merupakan salah satu cara untuk menyehatkan kembali kondisi keuangan Jiwasraya.

“Salah satunya untuk membantu Jiwasraya. Nanti kami juga akan memasukkan perusahaan asuransi jiwa lain seperti Taspen Life. Tunggu saja dulu,” ungkanya.

Di sisi lain ia membantah adanya investor asing yang akan masuk ke Jiwasraya. Yang jelas, dalam waktu dekat perusahaan asuransi pelat merah ini akan menerbitkan medium term notes (MTN) sebesar Rp 500 miliar sambil menunggu izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Adapun nilai pendanaan yang dibidik sebesar Rp 500 miliar, menurut Gatot sudah sesuai dengan perhitungan dan rencana Jiwasraya. Dari penerbitan surat utang tersebut, Jiwasraya telah mengantongi investor potensial dan Gatot yakin akan dibeli karena secara rating obligasi menarik.

“Dari segi rate-nya MTN menarik, makanya kami menerbitkan karena optimistis ada yang beli,” kata dia.

Namun sayangnya Hexana tidak mau menjelaskan secara detail tentang penerbitan surat utang tersebut. Yang jelas, kata dia, penerbitan surat utang jangka menengah itu akan terealisasi dua minggu lagi.

“Proses sudah dilakukan mulai dari prosedur pasar modal, pencatatan, dokumentasi baru penawaran. Tinggal dua minggu lagi, tunggu saja,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×