kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Seiring laju kredit membaik, tahun depan DPK diramal menyusut


Minggu, 27 Desember 2020 / 19:54 WIB
Seiring laju kredit membaik, tahun depan DPK diramal menyusut
ILUSTRASI. Selama masa pandemi Covid-19, jumlah simpanan masyarakat khususnya deposito terus meningkat.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama masa pandemi Covid-19, jumlah simpanan masyarakat khususnya deposito terus meningkat. Padahal tren bunga deposito dalam beberapa bulan terakhir terus menurun sejalan dengan dipangkasnya bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7-day reverse repo rate (BI7DRR).

Dian Ayu, Head of Macroeconomic and Financial Market Research PT Bank Mandiri pun menjelaskan, fenomena ini juga berdampak pada likuiditas perbankan yang berlimpah tercermin dari dana pihak ketiga (DPK) bank yang terus naik. Sekaligus membuat laju loan to deposit ratio (LDR) turun signifikan.

Menurut data per Oktober 2020 posisi LDR perbankan saat ini ada di level 83,9%. Hal ini disebabkan pertumbuhan DPK yang masih dua digit menjadi 10,35% secara year on year (yoy). Sedangkan laju kredit terkontraksi dengan pertumbuhan sebesar -1,08% di Oktober 2020 lalu.  

Penyumbang utama kenaikan DPK menurutnya disebabkan meningkatnya pertumbuhan dana deposito untuk nominal tinggi. "Tahun 2020 banyak pemilik dana cenderung menabung untuk deposito," kata Dian belum lama ini. 

Baca Juga: Target kredit tahun ini sulit dicapai, OJK proyeksikan tahun 2021 kredit tumbuh 6%-7%

Memang, jika melihat data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) per Oktober 2020 jumlah simpanan dengan nominal di atas Rp 5 miliar paling mendominasi pasar dengan jumlah mencapai Rp 465,9 triliun. Jumlah itu bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya meningkat sekitar 16% yoy. 

Jauh berbeda dengan simpanan dengan nominal Rp 2 miliar-Rp 5 miliar yang hanya naik 4,8% yoy menjadi sekitar Rp 15,2 triliun. Hal ini praktis menandakan adanya pergeseran dana untuk sebagian besar nasabah tajir perbankan. 

Nah, di tahun depan Tim Ekonom Bank Mandiri memprediksi pertumbuhan DPK masih akan terus berlanjut. Namun, diramal akan lebih rendah dari tahun 2020 yakni naik 8% secara yoy. Sementara kredit bakalan tumbuh 5% yoy di tahun depan. Kemudian, di tahun 2022 laju DPK perbankan akan terus melambat dengan proyeksi peningkatan sebesar 6,1% yoy. 

Beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id pun sepakat dengan pernyataan tersebut. Direktur Distribution and Retail Funding PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Jasmin menjelaskan sejauh ini tren pertumbuhan deposito maupun simpanan masih meningkat.

Baca Juga: Bank Mandiri prediksi kredit perbankan bisa tumbuh sekitar 5% di tahun 2021




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×