kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor perdagangan berkontruksi sumbang NPL Bank Permata sebesar 4,26%


Kamis, 16 Agustus 2018 / 14:10 WIB
Sektor perdagangan berkontruksi sumbang NPL Bank Permata sebesar 4,26%
ILUSTRASI. Penyaluran Kredit Bank Permata


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua sektor yaitu perdagangan dan konstruksi merupakan penyumbang rasio kredit bermasalah PT Bank Permata Tbk (BNLI) sampai semester I-2018.

Hal ini bisa dilihat dari laporan keuangan konsolidasi Bank Permata sampai Juni 2018 yang disampaikan ke BEI, Rabu (15/8). Sebagai gambaran saja, sampai Juni 2018, rasio NPL Bank Permata sebesar 4,26% atau turun dari posisi Juni 2017 4,7%.

Dari laporan keuangan konsolidasi ini tercatat perdagangan besar kecil menyumbang kredit macet sebesar Rp 1,5 triliun. Sedangkan untuk sektor konstruksi sebesar Rp 1,06 triliun.

Ada tiga sektor lain sebenarnya yang juga menjadi penyumbang NPL Bank Permata sampai Juni 2018. Tiga sektor penyumbang kredit macet lainnya adalah kredit KPR dan KKB Rp 412 miliar. Kemudian kredit industri pengolahan sebesar Rp 458 miliar dan kredit pertanian, perburuan dan kehutanan Rp 341 miliar.

Dalam press rilis kinerja keuangan kuartal II-2018, Ridha Wirakusumah Direktur Utama Bank Permata mengatakan penurunan NPL ini seiring upaya bank menjaga kualitas kredit dengan beberapa langkah. "Diantaranya penagihan, restrukturisasi dan likuidasi kredit bermasalah secara intensif," kata Ridha.

Keberhasilan bank untuk memperbaiki kualitas aset telah berhasil menurunkan biaya cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif sebesar 13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi sebesar Rp 1,1 triliun.

Prinsip kehati-hatian yang diterapkan Bank dalam pencadangan kerugian penurunan nilai ditunjukkan dengan rasio NPL coverage yang terus meningkat dari 166% di Juni 2017, menjadi 191% di Desember 2017 dan 211% di Juni 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×