kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45983,02   -7,36   -0.74%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekan kenaikan beban bunga, bank genjot dana murah


Senin, 15 Oktober 2018 / 14:03 WIB
Tekan kenaikan beban bunga, bank genjot dana murah
ILUSTRASI. Pelayanan Nasabah di Kantor Cabang Bank BCA


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tren peningkatan suku bunga, sederet bank terus mendorong porsi dana murah alias current account and saving account (CASA). Utamanya, langkah ini dilakukan agar biaya dana alias cost of fund (cof) dapat ditekan guna menjaga tingkat suku bunga kredit tetap stabil.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya mencatatkan porsi CASA pada bulan Agustus 2018 lalu cukup tebal yakni mencapai 78% dari total dana pihak ketiga (DPK). Jumlah tersebut juga tumbuh sekitar 12% secara tahunan atau year on year (yoy). Sejalan dengan peningkatan tersebut, rasio CASA BCA juga meningkat dari periode sama tahun sebelumnya sebesar 74,03%.

Direktur BCA Santoso Liem mengatakan, serupa dengan persaingan bunga, kini perlombaan bank dalam mendapatkan dana murah cenderung semakin sengit seiring dengan tren kenaikan suku bunga dalam beberapa periode terakhir ini.

"Tentunya persaingan dalam mendapatkan CASA akan semakin ketat, seiring dengan tren kenaikan suku bunga," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (15/10). Karena itu, BCA terus mendorong layanan jaringan yang terintegrasi guna tetap menjaga kenyamanan nasabah. Sekaligus, menarik dana calon nasabah.

Asal tahu saja, merujuk dalam laporan keuangan bulan Agustus 2018 lalu total dana murah yaitu giro dan tabungan BCA mencapai Rp 475,71 triliun. Total dana murah BCA tersebut tumbuh 11,79% dari periode sama tahun lalu Rp 425,51 triliun.

Di PT Bank CIMB Niaga Tbk pertumbuhan dana murah tak terlalu deras. Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan menyebut, total CASA CIMB Niaga melambat atau hanya tumbuh di bawah 5% pada akhir kuartal III 2018 lalu.

"CASA kami tumbuh di bawah 5%. Melambat dibanding bulan dan kuartal lalu yang hampir 9%," ujar Lani.

Perlambatan tersebut dikarenakan nasabah cenderung lebih mengejar bunga tinggi di produk simpanan berjangka atau deposito yang memang naik pasca naiknya bunga acuan Bank Indonesia (BI). "Pertumbuhan total DPK di bawah 5%. Walaupun pertumbuhan CASA masih lebih tinggi secara year on year dibandingkan deposito," kata Lani.

Nah, bila merujuk pada laporan keuangan CIMB Niaga di bulan Agustus 2018 lalu, total dana murah mencapai Rp 98,23 triliun alias tumbuh 6,6% secara yoy. Sementara deposito tumbuh lebih lambat sebesar 2,12% secara tahunan menjadi Rp 77,5 triliun.

Adapun, porsi dana murah terhadap total DPK CIMB Niaga pada Agustus 2018 lalu sebesar 55,89%. Membaik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 54,8%.

"Fokus CASA kami ke payroll, segmen tertentu untuk milenial lewat digita, operating account dan cash management," tambah Lani. Paling tidak sampai akhir tahun, bank yang terafiliasi dengan Grup CIMB ini menargetkan rasio CASA di level 55%.

Sebagai gambaran, per Agustus 2018, BI dalam analisis uang beredarnya mencatatkan total dana pihak ketiga (DPK) perbankan mencapai Rp 5.233,8 triliun. Dari jumlah tersebut total dana murah (rupiah dan valas) mencapai Rp 2.933,8 triliun atau mengambil porsi 56,05% terhadap total DPK.

Dari sisi nominal, CASA perbankan mengalami peningkatan 11,34% dibandingkan pada Agustus 2017 lalu. Dus, rasio dana murah juga meningkat menjadi 56,05% dari bulan Agustus 2017 yang mencapai 53,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×