kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

[Terpopuler Keuangan] Imbas kasus KSP Indosurya | Pengawasan tujuh bank oleh OJK


Selasa, 26 Mei 2020 / 08:15 WIB
[Terpopuler Keuangan] Imbas kasus KSP Indosurya | Pengawasan tujuh bank oleh OJK
ILUSTRASI. Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK). KONTAN-Cheppy A. Muchlis


Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Antusiasme pembaca mengikuti perkembangan berita keuangan tetap terjaga pada hari kedua Idul Fitri 1441 Hijriah, 25 Mei 2020, kemarin. Beberapa berita keuangan di KONTAN.co.id tercatat tetap mendapat kunjungan tinggi.

Nah, dari banyak berita keuangan, sebagian di antaranya sangat populer bagi pembaca dalam kurun waktu sehari kemarin. Minat pembaca berita keuangan tersebar dari berita tentang kasus KSP Indosurya, hingga artikel BPK meminta pengawasan tujuh bank ditindakanjuti OJK.

Imbas kasus KSP Indosurya, Kemenkop perketat pengawasan koperasi di grup konglomerasi

Imbas kasus gagal bayar Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya, Kementerian Koperasi dan UKM memperketat pengawasan koperasi di grup konglomerasi.

Staf Khusus Menteri Bidang Hukum, Pengawasan Koperasi dan Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Agus Santoso mengatakan, pihaknya tengah mengodok aturan baru untuk menggantikan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No. 17 tahun 2015 tentang Pengawasan Koperasi.

Artikel Selengkapnya: Imbas kasus KSP Indosurya, Kemenkop perketat pengawasan koperasi di grup konglomerasi

Berpotensi ditolak nasabah, ini skema pengembalian dana KSP Indosurya

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya Cipta masih menyusun skema pengembalian dana kepada nasabah. Salah satu skema yang ditawarkan adalah pengembalian dana dengan dicicil sesuai jumlah simpanan pokok.

Anggota tim kuasa hukum KSP Indosurya Cipta Hendra Widjaya mengatakan, skema pencicilan ini dari jangka waktu 36 hingga 120 bulan. Skema tersebut akan disampaikan pada rapat perdamaian, Jumat (29/5).

Artikel Selengkapnya: Berpotensi ditolak nasabah, ini skema pengembalian dana KSP Indosurya

Duh, gara-gara corona dua bank ini pasang target kredit flat tahun ini

Pertumbuhan ekonomi yang seret akibat pandemi virus corona (Covid-19) membuat perbankan semakin berhati-hati menyalurkan kredit. Apalagi, dengan meningkatnya tren restrukturisasi kredit, hampir sebagian besar bank kini memilih untuk fokus menyoroti kualitas kredit yang berpotensi memburuk.

Artinya, di tahun 2020 ini perbankan tidak akan bernafsu untuk mendorong ekspansi kredit seperti tahun-tahun sebelumnya. Ambil contoh, PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) yang mengatakan pertumbuhan kredit akan sangat kecil. Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi bilang hal ini berkaitan dengan kondisi pandemi yang sampai sekarang belum menunjukkan tanda-tanda selesai.

Artikel Selengkapnya: Duh, gara-gara corona dua bank ini pasang target kredit flat tahun ini

Memasuki era new normal, begini persiapan perbankan di Indonesia

Era normal baru (new normal) sebagai langkah pemulihan ekonomi dan industri sudah di depan mata.

Industri perbankan khusus plat merah pun sudah mempersiapkan sederet skenario, sejalan dengan arahan dari Kementerian BUMN dalam surat Menteri BUMN Nomor S-336/MBU/05/2020 tentang Antisipasi Skenario The New Normal Badan Usaha Milik Negara.

Artikel Selengkapnya: Memasuki era new normal, begini persiapan perbankan di Indonesia

Sah dikuasai Bangkok Bank, inilah direksi dan komisaris baru di Bank Permata (BNLI)

Bangkok Bank Public Company Limited kini menjadi pemilik sah PT Bank Permata Tbk (BNLI).  Bangkok Bank Public Company Limited telah menyelesaikan akuisisi atas 89,12% kepemilikan saham PT Astra International Tbk dan Standard Chartered PLC di BNLI. 

Akuisisi saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) oleh Bangkok Bank selesai, Rabu (20/5) dengan total nilai transaksi Rp 33,3 triliun,  (US$ 2.282 juta, Baht 73.722 juta). Nilai ini setara 1,63 kali lipat dari nilai buku Bank Permata (BNLI) per 31 Maret 2020.

Artikel Selengkapnya: Sah dikuasai Bangkok Bank, inilah direksi dan komisaris baru di Bank Permata (BNLI)

Ikuti perkembangan ekonomi, perbankan revisi target kredit di tahun ini

Dampak penyebaran virus corona (Covid-19) dipastikan bakal membuat pertumbuhan kredit perbankan tertekan tahun ini. Setelah sempat diramal mampu tumbuh dua digit, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan memprediksi kredit kemungkinan akan tumbuh maksimal 2%.

Malah, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam artikel yang dimuat Kontan.co.id (30/4) lalu menyebut ada kemungkinan kredit tidak tumbuh tahun ini alias stagnan. Bukan cuma OJK, Bank Indonesia (BI) pun juga hanya memperkirakan kredit tumbuh maksimal 6%-8% jauh dari proyeksi sebelumnya yang ditaksir sekitar 9%-11% tahun ini.

Artikel Selengkapnya: Ikuti perkembangan ekonomi, perbankan revisi target kredit di tahun ini

Persiapan spin off tetap berjalan, aset CIMB Niaga Syariah semakin membesar

PT Bank CIMB Niaga Syariah terus mempersiapkan rencana untuk memisahkan diri dari induknya atau spin off. Adanya pandemi corona (Covid-19) tidak mengganggu persiapan tersebut. Salah satunya dengan membesarkan asetnya.

Persiapan dilakukan sejalan dengan kebijakan regulator yang mewajibkan semua unit usaha syariah (UUS) wajib spin off dalam 15 tahun setelah Undang- Undang (UU) nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah terbit. Artinya, semua UUS sudah jadi Badan Usaha Syariah (UUS) paling lambat tahun 2023.

Artikel Selengkapnya: Persiapan spin off tetap berjalan, aset CMB Niaga Syariah semakin membesar

Pengawasan tujuh bank ini disorot BPK, OJK diminta tindaklanjuti

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Agung Firman Sampurna menyatakan pihaknya memiliki kewenangan untuk mempublikasikan nama-nama bank terkait pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Pemeriksaan terhadap OJK tidak membatasi kami untuk menyampaikan hal tersebut kepada publik,” katanya dalam paparan daring, Selasa (11/5).

Artikel Selengkapnya: Pengawasan ke tujuh bank ini disorot BPK, OJK diminta tindaklanjuti

Gara-gara Covid-19, rencana spin off UUS Bank Sumsel Babel jadi terganggu

Pandemi virus corona (Covid-19) diperkirakan akan sedikit mengganggu persiapan Unit Usaha Syariah (UUS) melakukan pemisahan diri dari induknya alias spin off. Pasalnya, pandemi itu membuat bank saat ini lebih berkonsentrasi pada mitigasi risiko kredit dan likuiditas.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Pemasaran Bank Sumsel Babel, Antonius Prabowo. Namun, seberapa besar dampak Covid-19 terhadap rencana spin off tersebut masih dalam proses assesment perseroan.

Artikel Selengkapnya: Gara-gara Covid-19, rencana spin off UUS Bank Sumsel Babel jadi terganggu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×