kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,77   5,31   0.58%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tingkat pemulihan aset kredit bermasalah hapus buku masih lambat


Rabu, 21 Oktober 2020 / 11:24 WIB
Tingkat pemulihan aset kredit bermasalah hapus buku masih lambat
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Bank Rakyat Indonesia (BRI). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat pemulihan atau recovery kredit bermasalah perbankan yang sudah dihapusbukukan sepanjang tahun ini masih lambat di tengah pandemi Covid-19. Namun, jumlah yang sudah berhasil dipulihkan lewat penjualan agunan kredit tersebut sejak Agustus sudah mengalami peningkatan jika dibanding dengan bulan-bulan sebelumnya. 

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya, mencatatkan jumlah pemulihan atas agunan kredit yang sudah hapus buku sebesar Rp 4,95 triliun per September 2020. Jumlahnya naik 3,41% dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). 

Namun, BRI tidak dirinci besaran jumlah kredit hapus buku di periode tersebut. Per Juni, jumlah kredit hapus buku bank ini mencapai Rp 6,4 triliun dan berhasil dipulihkan sebesar Rp 2,9 triliun atau 44,5%. 
Sementara pada September 2019, jumlah pemulihan kredit hapus buku BRI mencapai Rp 4,8 triliun atau 55% dari total jumlah kredit yang dihapusbukukan yakni Rp 8,6 triliun.

Aestika Oryza, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, pendapatan yang diperoleh BRI dari pemulihan agunan kredit hapus buku dalam bulan Agustus dan September lebih besar dari bulan sebelum-sebelumnya. 

Baca Juga: Ekonomi Sulit Tergencet Corona, Lelang Aset Bank Tidak Maksimal

"Untuk Agustus tercatat recovery Rp 640 miliar dan September Rp 792 milair.  Sedangkan rata-rata recovery di bulan sebelumnya Rp 500 miliar," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (20/10).

Ia menambahkan, jumlah pemulihan tertinggi terjadi pada segmen mikro dengan nilai Rp 2,8 triliun. Khusus dari Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang hapus buku, BRI mencatatkan pemasukan sebesar Rp 154 miliar dimana Rp 59 miliar berasal dari lelang KPR.  Sampai akhir tahun, BRI masih optimis bisa mencapai target recovery kredit hapus buku sebesar Rp 7,5 triliun.

Sementara PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memperkirakan bahwa tingkat pemulihan kredit hapus buku sampai akhir tahu masih akan turun. 

"Dampak Covid-19 yang secara langsung mempengaruhi perekonomian akan membuat tingkat recovery turun," Vera Eve Lim, Direktur Keuangan BCA.

Ia tidak merinci jumlah agunan kredit yang sudah hapus buku yang berhasil dipulihkan hingga saat ini. Sedangkan jumlah kredit BCA yang dihapusbukukan per Juni 2020 mencapai Rp 1 triliun, turun 24% dari Rp 1,3 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

Vera bilang, BCA akan berupaya secara maksimal untuk dapat melakukan pemulihan kredit hapus buku tersebut. Di samping itu, juga akan konsisten menyalurkan kredit secara prudent agar kualitas kredit terjaga sehat.

Pemulihan kredit hapus buku Bank Woori Saudara (BWS) juga masih lambat. Sadhana Priatmadja, Direktur BWS mengatakan, penyebab lambatnya pemulihan itu karena banyak investor saat ini masih wait and see dengan perkembangan ekonomi sehingga belum berani membeli agunan dari kredit hapus buku bank.

Sampai akhir tahun, bank ini melihat pemulihan tersebut masih akan tetap lambat. Penjualan agunan perkirakan BWS baru akan banyak terserap tahun depan.

Selanjutnya: Gara-gara corona, bank makin sulit pulihkan kredit hapus buku

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×