kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transmisi kenaikan bunga kredit perbankan lambat, ini komentar analis


Selasa, 05 Maret 2019 / 17:37 WIB
Transmisi kenaikan bunga kredit perbankan lambat, ini komentar analis


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2018, Bank Indonesia (BI) sudah menaikkan tingkat bunga acuan BI 7 day reverse repo rate (7DRR) sebesar 175 basis poin (bps) menjadi 6%. Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai kebijakan tersebut selain ditujukan untuk memberikan sinyal mengenai komitmen BI dalam upaya pengendalian stabilitas makroekonomi juga dilakukan untuk memastikan berlangsungnya penyesuaian defisit transaksi berjalan pada tingkat yang sustainable.

Sejalan dengan kenaikan BI7DRR tersebut, suku bunga perbankan yang dicerminkan dengan suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) maupun suku bunga simpanan khususnya deposito meningkat secara bersamaan. Namun, kenaikan suku bunga acuan BI hingga kini belum sepenuhnya dapat ditransmisikan kepada suku bunga kredit.

Menurut Josua, data mencatat seiring dengan kenaikan BI7DRR rata-rata harian suku bunga PUAB overnight meningkat sebesar 184 basis poin (bps) atau dari 4,02% pada bulan Mei 2018 menjadi 5,86% pada akhir Januari 2019. Kenaikan ini yang nantinya akan menjadi acuan bagi bank untuk mentransmisikan pada suku bunga perbankan khususnya deposito.

Sampai akhir Januari 2019 suku bunga deposito secara rata-rata berada di level 6,9% atau naik 2 bps dibandingkan bulan sebelumnya. Bila dihitung sejak bulan Mei 2018 maka peningkatannya menjadi sekitar 110 bps.

Namun, meski bunga deposito sudah naik tinggi, kenaikan bunga kredit masih cukup rendah. Lihat saja, per Januari 2019 tercatat rata-rata suku bunga kredit ada di level 10,9% atau naik 8 bps-9 bps dibandingkan bulan sebelumnya. "Namun masih mengalami penurunan sebesar 18 bps jika dibandingkan dengan suku bunga deposito pada buan Mei 2018," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (5/3).

Hal ini menunjukan kalau transmisi kebijakan dari BI7DRR ke suku bunga kredit relatif terhambat. Fakta ini memang sangat berkaitan dengan strategi perbankan yang saat ini cenderung menahan suku bunga kredit agar dapat mempertahankan pangsa kreditnya.

Hal lain yang menjadi pertimbangan bagi bank, adalah mengurangi potensi peningkatan non performing loan (NPL) akibat naiknya suku bunga kredit. Dus, ke depan penyesuaian suku bunga kredit menurut Josua akan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan likuiditas tiap bank.

Namun, sinyal kenaikan bunga kredit perbankan nampaknya tidak terlalu kuat. Sebabnya, BI terus mengambil strategi operasio moneter melalui lelang term repo yang dilaksanakan tiga kali seminggu untuk meningkatkan ketersediaan likuiditas. Cara ini tentunya bakal membatasi kenaikan suku bunga PUAB yang selanjutnya akan membatasi kenaikan suku bunga kredit.

"Jika likuiditas dapat dikelola dengan baik, maka perbankan cenderung akan menahan kenaikan suku bunga kredit yang lebih agresif ke depannya," pungkas Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×