kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Walau bunga kredit naik, bankir optimistis NPL konsumer bakal stabil


Kamis, 22 November 2018 / 15:22 WIB
Walau bunga kredit naik, bankir optimistis NPL konsumer bakal stabil
ILUSTRASI. Pelayanan Nasabah di Kantor Cabang Bank BCA


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mendekati penghujung tahun, rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) perbankan kian melandai.

Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan per September 2018 NPL perbankan secara industri ada di level 2,65%, turun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 2,93%.

Bila dirinci berdasarkan jenis kreditnya, kredit konsumsi (KK) tercatat paling stabil. Pada September 2018, KK terjaga di level rendah 1,74%, praktis hanya turun tipis dari September 2017 sebesar 1,76%.

Namun, seiring dengan tren kenaikan bunga yang terjadi di tahun 2018 nampaknya ada sedikit kenaikan dari posisi Desember 2017 yang sempat turun ke level 1,58%.

Meski begitu, sejumlah bank yang dihubungi Kontan.co.id mengaku walau tren bunga naik, NPL kredit konsumer relatif masih terjaga.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya yang menyatakan sejauh ini NPL konsumer masih terkendali, hal ini terlihat dari NPL kartu kredit BCA yang sampai dengan awal kuartal IV-2018 ada di kisaran 2%. Posisi ini menurut Direktur BCA Santoso Liem lebih rendah dibanding rata-rata NPL kartu kredit di level 3,5%.

Selain kartu kredit, kredit perumahan rakyat (KPR) BCA juga praktis mengalami perbaikan NPL menjadi di bawah 1% setelah sempat menyentuh 1,4% pada akhir kuartal-III 2018.

"Untuk NPL nasih terkendali, NPL kartu kredit sekitar 2%, sementara industri 3,6%. KPR juga masih terkendali sekitar di bawah 1%. Sejauh ini (NPL konsumer) masih terkendali semua," ujarnya Rabu (21/11).

Sayangnya, Santoso belum dapat merinci total keseluruhan NPL kredit konsumer BCA. BCA mengatakan walau tren bunga meninggi relatif kewajiban debitur membayar tidak terganggu.

Walau memang, Santoso mengakui kalau ada sedikit penurunan permintaan KPR lantaran bunga kredit naik. Lebih lanjut, bank bersandi emiten bursa BBCA ini meramal sampai dengan tahun depan NPL produk kredit konsumer tak akan bergerak jauh dari posisi sekarang.

"Kami berharap demikian (stabil) saya pikir kalaupun ada dampak pada kualitas kredit, tidak signifikan," tambahnya.

Asal tahu saja, per September 2018 lalu BCA mencatatkan kredit konsumer tumbuh 9% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 139,93 triliun.

Sedikit berbeda dengan BCA, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengatakan kalau sejauh ini NPL kredit konsumer justru mengalami penurunan.

Direktur Konsumer BRI Handayani mengatakan per kuartal III-2018 posisi NPL konsumer membaik ke level 1,05%. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, posisi ini relatif menurun dari posisi yang sama tahun sebelumnya 1,18%.

Bank nomor wahid di tanah air ini menyatakan kalau NPL konsumer setidaknya mampu dijaga di kisaran 1%-1,2%.

"NPL kredit konsumer BRI di kuartal III 2018 sebesar 1,05%. Secara tren yoy membaik dibandingkan kuartal III 2017 1,18%," kata Handayani.

Sebagai tambahan, bila dirinci NPL kredit konsumer BRI terbesar berasal dari produk kartu kredit dan lainnya yang mencapai 3,34% per September 2018, naik dari tahun sebelumnya 3,35%.

Namun, produk tersebut bukan menjadi andalan kredit konsumer BRI lantaran porsinya hanya 1,62% dari total kredit konsumer. Sementara kredit kepegawaian menyumbang mayoritas kredit konsumer BRI dengan porsi sebesar 76%.

Rasio NPL produk ini masih relatif membaik dari 0,95% per kuartal III-2017 menjadi 0,86% di kuartal III-2018. Sementara produk lain seperti KPR dan KKB BRI tercatat menurun yakni masing-masing 2,65% dan 0,66% membaik dari setahun sebelumnya 2,76% serta 0,8%.

Setali tiga uang, Direktur Konsumer PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Budi Satria bilang kalau NPL BTN cenderung turun dari tahun ke tahun. Lantaran fokus ke pembiayaan perumahan, bisa dibilang mayoritas kredit atau 91,06% dari total kredit BTN masuk dalam kredit konsumer.

Catatan Budi, dalam tiga tahun terakhir NPL segmen kredit ini membaik hingga terakhir per September 2016 ada di level 2,65%.

"Secara umum NPL BTN menurun dari tahun ke tahun, pada 2015 3,42% dan menurut menjadi 2,84% di tahun berikutnya. Lalu di 2017 sempat turun lagi ke 2,66% dan per September 2018 menjadi 2,65%," tuturnya.

Menurutnya, ke depan tren NPL khususnya konsumer akan terus membaik seiring dengan model pengelolaan NPL perbankan menjadi lebih baik.

Meski begitu, bank bersandi BBTN ini tak menampik kalau pengaruh kenaikan suku bunga terhadap NPL konsumer tetap ada.

Hanya saja, hal itu dapat ditekan di tingkat yang wajar, apalagi umumnya pembeli rumah atau apartemen di BTN adalah pembeli rumah/apartemen untuk hunian bukan investasi. Praktis, resiko kredit pun relatif lebih rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×