kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alokasi dana PEN belum mampu mendongkrak kredit perbankan


Kamis, 21 Januari 2021 / 17:16 WIB
Alokasi dana PEN belum mampu mendongkrak kredit perbankan
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di kantor cabang?BNI?di Bintaro, Tangerang Selatan, Senin (11/1). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/11/01/2021


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi penyaluran dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ke perbankan cukup maksimal. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per akhir 2020 lalu dari total alokasi dana sebesar Rp 66,75 triliun di Bank BUMN, Bank Daerah dan Bank Syariah sudah mencapai Rp 328,85 triliun. 

Itu artinya, bank-bank di Tanah Air telah berhasil menyalurkan 4,85 kali dari total alokasi dana. Kendati demikian, hal itu sejatinya belum mampu mendorong pertumbuhan kredit secara industri. 

Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI) pada tahun lalu kredit perbankan terkontraksi cukup dalam yakni -2,41% secara tahunan atau year on year (yoy). Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo hal ini disebabkan oleh permintaan kredit yang terbilang rendah. "Sekaligus, persepsi risiko perbankan," terangnya dalam Pengumuman Hasil RDG Bulanan BI, Kamis (21/1). 

Baca Juga: Hampir separuh pendapatan premi asuransi jiwa berasal dari kanal bancassurance

Meski begitu, sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id mengatakan, alokasi dana PEN memang sejatinya ditujukan untuk mendongkrak kinerja debitur yang terdampak pandemi Covid-19. 

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya yang mengatakan sepanjang tahun 2020 pihaknya sudah mendapatkan alokasi dana PEN sebesar Rp 7,5 triliun. Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom bilang dari total dana itu pihaknya sudah berhasil menyalurkan pinjaman sebesar Rp 28,29 triliun.

"Nilai itu setara 3,77 kali dari perolehan dana PEN dari pemerintah. Pinjaman tersebut disalurkan ke 150.858 debitur," ujarnya, Kamis (21/1).

Dalam kondisi pandemi, permintaan kredit memang cukup terpukul. Meski begitu, BNI mengaku tetap menyalurkan kredit pada sektor unggulan. Tentunya, dengan tetap berpedoman pada pertimbangan risiko, governance serta ketentuan yang berlaku. 

Begitu pula dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebagai salah satu bank yang dapat alokasi dana paling jumbo. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menjelaskan per 16 Desember 2020 pihaknya telah memberikan subsidi sebesar Rp 5,46 triliun. 

Baca Juga: Ini jajaran direksi baru Bank BRI (BBRI) hasil RUPSLB, Kamis (21/1)

Jumlah itu menurutnya setara 76,6% dari realisasi penyaluran bunga kredit bagi UMKM secara nasional yang berjumlah Rp 7,12 triliun. Selain itu, BRI turut memberikan penjaminan kredit UMKM senilai Rp 8,34 triliun (per 27 Desember 2020) kepada 13.808 debitur UMKM. Melalui penjaminan ini, portofolio kredit UMKM BRI tetap terjaga meski kondisi bisnis para debitur tengah terdampak pandemi. 

BRI juga telah melakukan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro dan Super Mikro sebesar Rp 125,44 triliun.

"Stimulus yang diberikan lewat program PEN tersebut turut membantu bank dalam menaikkan permintaan kredit, dan ke depan BRI akan terus mendukung berbagai program pemerintah dalam pemulihan perekonomian nasional," ujarnya.




TERBARU

[X]
×