kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahana TCW enggan aji mumpung terbitkan reksadana terproteksi


Selasa, 18 September 2018 / 19:02 WIB
Bahana TCW enggan aji mumpung terbitkan reksadana terproteksi
ILUSTRASI. Sony Wibowo Director of Investment Bahana TCW


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan yield serta tingginya permintaan akan reksadana terproteksi di saat volatilitas pasar tinggi mendongkrak dana kelolaan reksadana ini.

Berdasarkan data Infovesta Utama, sejak Agustus hingga Selasa (18/9) terdapat 48 reksadana terproteksi yang meluncur.

Di periode tersebut, imbal hasil menanjak. Trennya terlihat dari kenaikan yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun sebesar 64 basis poin (bps) menjadi 8,34% dari 7,70%. Sementara, jika dihitung sejak awal tahun yield SUN meningkat 194 bps.

Dampaknya, dana kelolaan reksadana terproteksi tumbuh Rp 5,25 triliun ke Rp 124,72 triliun sepanjang Agustus lalu. Sedangkan, jenis reksadana lain mayoritas mencatatkan penurunan dana kelolaan.

"Banyaknya obligasi yang memiliki yield tinggi dan permintaan akan reksadana terproteksi yang masih banyak, membuat dana kelolaan reksadana ini tumbuh signifikan," kata Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo, Selasa (18/9).

Per Agustus 2018 dana kelolaan Bahana TCW mencapai Rp 47 triliun sedangkan porsi reksadana terproteksi sebesar 20% dari total dana kelolaan tersebut.

Soni setuju bahwa ketika yield cenderung naik, hal ini membawa katalis positif bagi reksadana terproteksi. Menurut Soni, Bahana TCW pun secara reguler mengeluarkan reksadana terproteksi.

Namun, meski saat pasar sedang volatil dan yield dalam tren naik, Soni mengatakan tidak menambah target penerbitan reksadana terproteksi.

"Kami berusaha menyeimbangkan jenis reksadana yang kami kelola dengan kata lain kami menerbitkan reksadana terproteksi bila ada reksadana terproteksi yang jatuh tempo atau jumlah dana kelolaan naik secara drastis," kata Soni.

Hingga akhir tahun, Soni memproyeksikan reksadana berbasis Surat Utang Negara (SUN) akan memiliki return sekitar 7,5%-8,5%. Sedangkan reksadana yang berbasis obligasi korporasi berpotensi memiliki return sekitar 8,5% hingga 9,5% per tahun.

"Tantangan menerbitkan reksadana terproteksi adalah mendapatkan yield yang menarik," kata Soni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×