kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Mandiri catatkan NPL di level 3,19% pada Juli 2021


Senin, 20 September 2021 / 19:01 WIB
Bank Mandiri catatkan NPL di level 3,19% pada Juli 2021
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di kantor cabang Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (29/7). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di level 3,19% (bank only) per Juli 2021. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha bilang posisi tersebut menurun bila dibandingkan dengan periode setahun sebelumnya yakni 3,45% atau turun 26 basis poin (bps) year on year (YoY).

"Sampai dengan akhir tahun, Bank Mandiri memproyeksikan NPL akan berada di level moderat dengan tren yang membaik seiring dengan mulai pulihnya ekonomi," ujar Rudi kepada Kontan.co.id pada Senin malam (20/9). 

Lanjutnya, sebagai upaya mitigasi, Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan pada level cukup. Tercatat hingga bulan Juli 2021, coverage ratio Bank Mandiri secara bank only terjaga di level 237,09%. Meningkat bila dibandingkan dengan posisi Juli 2020 yang sebesar 207,63% atau tumbuh 29,46%.

Asal tahu saja, regulator melihat terjadinya peningkatan risiko di sektor keuangan dan perbankan akibat pemberlakuan PPKM. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan rasio kredit bermasalah perbankan atau non performing loan (NPL) 3,35% per Juli 2021. 

Baca Juga: Naik tipis pada Juli 2021, OJK minta bank mencermati NPL

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso bilang NPL perbankan di Juni 2021 hanya 3,24%. Padahal NPL perbankan di Desember 2021 ada di level 3,06% dan di juli 2020 di posisi 3,22%.

Wimboh menyatakan hingga saat bank telah melakukan restrukturisasi hingga 15% terhadap total penyaluran kredit. Hingga Juli 2021, perbankan hanya mampu meningkatkan pertumbuhan kredit 0,5% year on year (yoy) menjadi Rp 5.564 triliun.  

Ia meminta agar perbankan mencermati beberapa sektor khusus yang terdampak pandemi Covid-19. Lantaran sektor ini memiliki NPL lebih tinggi dibandingkan yang lainnya, terutama sektor pertambangan dan pengolahan. 

Oleh sebab itu, ia berharap perbankan tetap melakukan pencadangan yang memadai. Terlebih, bila relaksasi restrukturisasi dicabut, perbankan telah siap menangani penurunan kualitas kredit.

Selanjutnya: OJK sebut pertumbuhan kredit di bank swasta masih lambat, begini kata bankir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×