kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir atur strategi mendorongkrak transaksi uang elektronik di masa pandemi


Senin, 26 Juli 2021 / 19:51 WIB
Bankir atur strategi mendorongkrak transaksi uang elektronik di masa pandemi
ILUSTRASI. Petugas kasir melayani penggunaan kartu uang elektronik BRIZZI di sebuah toko ritel di Jakarta, Rabu (22/5). pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/22/05/2019.


Reporter: Amanda Christabel | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Situasi pandemi Covid-19 kini telah mendorong pemerintah untuk mengambil kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), yang juga berdampak pada seluruh sektor bisnis. Salah satunya adalah bisnis uang elektronik chip based dari perbankan, misalnya.

PT Bank Rakyat Indonesia mencatatkan, realisasi uang elektronik BRI atau akrab disebut BRIZZI per Juni 2021 tercatat mencapai 20,1 juta pengguna; 183,81 juta transaksi; dan sales volume sebesar 5,04 triliun. “Dari sisi transaksi secara year on year (YoY) turun sebesar 2,54%. Namun, secara sales volume meningkat sebesar 14,97% YoY,” urai Direktur Konsumer BRI Handayani kepada KONTAN, Senin (26/7).

Handayani menjelaskan bahwa bank bersandi bursa BBRI ini telah menyiapkan dan mengimplementasikan strategi untuk bisa mendongkrak bisnis uang elektronik BRIZZI. “Antara lain dengan optimalisasi akseptasi transaksi di minimarket, supermarket, dan beberapa merchant yang tiket size-nya sesuai, yang telah bekerjasama yang saat ini tetap buka untuk melayani masyarakat,” jelasnya.

Baca Juga: Margin pembiayaan syariah dianggap mahal, ini jawaban perbankan syariah

Tak hanya itu, BRI melalui BRIZZI juga menginisiasi partnership baru dalam hal akseptasi BRIZZI untuk penyaluran LPG bersubsidi. Handayani juga bilang bahwa BRI memperluas kerjasama akseptasi di lokasi-lokasi perparkiran yang ada di seluruh Indonesia. “Di samping itu, BRIZZI juga mendukung akseptasi di ruas-ruas jalan tol baru yang akan beroperasi di tahun 2021, dan perluasan akseptasi BRIZZI di penyeberangan laut dan antar pulau yang dikelola oleh ASDP,” tambahnya.

Dengan realisasi yang sudah ada dan berjalan saat ini, Handayani menjelaskan terkait target pertumbuhan BRIZZI hingga akhir tahun 2021 adalah sebesar 23 juta pengguna dan 300 juta transaksi.

Beralih ke informasi dari bank lain, PT Bank Central Asia (Persero) Tbk mencatatkan, per Juni 2021 frekuensi transaksi uang elektronik milik BCA yang akrab disebut Flazz ini berada di angka 248 juta transaksi secara year to date (ytd). Selain itu, bank bersandi bursa BBCA ini juga membukukan nominal transaksi Flazz per Juni 2021 sebesar Rp3,9 triliun secara ytd.

“Selain dapat digunakan untuk transportasi umum dan bayar tol, Flazz juga dapat digunakan untuk pembayaran parkir, belanja di minimarket, hingga transaksi di lebih dari 57.000 outlet merchant,” jelas Direktur BCA Santoso Liem kepada KONTAN, Senin (26/7).

Melihat ke kondisi pandemi saat ini, Flazz dapat digunakan untuk pembayaran nirsentuh sehingga dapat mengurangi kontak fisik saat transaksi. “Bertransaksi dengan Flazz cukup di-tap saja, dan transaksi selesai dilakukan. Untuk mengisi ulang pun sangat praktis karena Flazz sudah dapat di top-up menggunakan BCA Mobile,” tambahnya.

Baca Juga: Meski ada PPKM, Bank Mandiri catat pertumbuhan transaksi e-Money sebesar 25%

Santoso juga menjelaskan, strategi BCA untuk mengerek naik bisnis uang elektroniknya adalah dengan menawarkan kemudahan bertransaksi dan top-up melalui BCA Mobile, menambah variasi design Flazz, menambah partnership penjualan atau co-branding Flazz, dan memperluas acceptance Flazz.

“Sehingga penggunaan kartu-kartu yang beredar dapat semakin optimal. Kami berharap nasabah setia dapat memanfaatkan Flazz sebagai salah satu alat pembayaran untuk mendukung gerakan nontunai dan cashless society,” pungkas Santoso.




TERBARU

[X]
×