kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI pangkas suku bunga, analis sarankan lirik saham properti dan perbankan


Kamis, 18 Juli 2019 / 17:43 WIB
BI pangkas suku bunga, analis sarankan lirik saham properti dan perbankan


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah agresif menaikkan suku bunga tahun lalu, kini Bank Indonesia (BI) akhirnya menurunkan suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Penurunan suku bunga ini disambut hangat oleh sektor perbankan dan properti. 

"Sisa tahun ini properti dan perbankan bagus untuk dilirik. Saat ini dua itu yang paling terdampak penurunan suku bunga," jelas Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali kepada Kontan.co.id, Kamis (18/7). 

Penurunan suku bunga bisa membuat emiten yang bergerak di sektor properti mencatat peningkatan pendapatan bersih. Frederik menjelaskan dalam melakukan pembangunan, bisnis properti membutuhkan leverage yang cukup tinggi.

Utang yang dilakukan sektor ini terdiri dari utang tetap dan mengambang. Dengan penurunan suku bunga acuan, praktis utang mengambang ikut turun. "Ongkos bunga ikut turun otomatis net income bisa meningkat," imbuh dia. 

Selain itu, penurunan suku bunga bisa meningkatkan minat konsumen untuk mengambil kredit pemilikan rumah (KPR). "Tapi meningkatnya tidak signifikan, itu tergantung daya beli," ujar Frederik. 

Sektor lain yang mendapat katalis positif adalah perbankan. Penurunan suku bunga akan membuat cost of fund perbankan ikut turun. Sebab dalam waktu empat hingga enam bulan deposito akan cepat menyesuaikan. Sehingga biaya dana alias cost of fund perbankan akan turun terlebih dahulu sebelum pemberian kredit yang baru juga ikut turun. 

"Nah ini memberi ruang spread yang lebih tinggi untuk bank. Otomatis net interest margin perbankan jadi lebih positif," ujar dia. 

Secara umum, penurunan suku bunga ini juga menjadi kabar bagus bagi pasar modal. Sebab penurunan suku bunga akan memperkecil imbal hasil obligasi. Kondisi ini menyebabkan orang-orang akan lebih memilih pasar saham yang bisa memberikan imbal hasil lebih tinggi meskipun lebih berisiko.

Ke depan, Frederik mengatakan BI masih memiliki peluang menurunkan suku bunga mengingat sikap The Fed masih dovish. "Tetapi akan tetap lihat kondisi pasar," imbuh dia. 

Untuk sektor properti, Frederik menyarankan investor untuk mencermati saham BSDE, SMRA, dan CTRA. Sedangkan untuk perbankan dia menyarankan BMRI dan BBNI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×