kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom yakin S&P naikkan peringkat utang RI


Jumat, 29 Januari 2016 / 18:12 WIB
Ekonom yakin S&P naikkan peringkat utang RI


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, Standard & Poor’s (S&P) berpeluang menaikkan peringkat investasi Indonesia pada tahun ini.

Menurut Josua, keputusan pemerintah mencabut anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) merupakan hal positif yang dilihat oleh S&P.

Dengan penghapusan subsidi tersebut, pemerintah jadi punya alokasi anggaran yang lebih besar untuk pembangunan infrastruktur.

Sementara itu, untuk tahun ini, faktor positif yang akan dilihat S&P yaitu fundamental ekonomi Indonesia yang masih kuat di tengah melemahnya ekonomi global.

"S&P akan melihat defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan. Walaupun defisit anggaran melebar, defisit transaksi berjalan membaik," kata Josua, Jumat (29/1).

Lebih lanjut menurut Josua, membaiknya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) tersebut memang lebih karena surplus neraca perdagangan akibat impor yang menurun.

Jika pemerintah dapat menunjukkan bahwa Indonesia mulai melakukan diversifikasi ekspor ke sektor manufaktur, hal ini akan menjadi penilaian posisif juga dari S&P.

Menurut Josua, hal positif lainnya adalah dimana investor asing masih menaruh kepercayaan terhadap Indonesia.

Hal itu juga terlihat dari adanya kelebihan penawaran terhadap surat berharga negara (SBN) yang diterbitkan oleh pemerintah.

Saat ini, S&P masih menempatkan Indonesia di bawah level layak investasi dengan peringkat BB+.

Pada Mei 2015 lalu, lembaga pemeringkat tersebut akhirnya mendongkrak prospek peringkat Indonesia dari Stabil menjadi Positif.

Dengan begitu, terbuka kemungkinan bagi S&P menaikkan peringkat tersebut ke level layak investasi dalam 12 bulan ke depan sejak Mei 2015.

Meski demikian, S&P juga masih akan melihat realisasi proyek-proyek infrastruktur dari besarnya alokasi anggaran mulai tahun lalu.

Sebab, meski anggaran belanja modal menjadi lebih besar, penyerapannya masih belum sempurna, yaitu hanya 82,7% dari target dalam APBN-P 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×