kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO bangkit, simak rekomendasi saham emiten perkebunan berikut


Kamis, 12 November 2020 / 17:48 WIB
Harga CPO bangkit, simak rekomendasi saham emiten perkebunan berikut
ILUSTRASI. Kenaikan Harga CPO: Pekerja memanen sawit di Bogor, Senin (9/11). . KONTAN/Baihaki.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mulai menghangat. Mengutip Bloomberg, Kamis (12/11), harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia hari ini berada di level RM 3.338 per ton.

Analis Phillip Sekuritas Indonesia Michael Filbery mengatakan, level harga CPO yakni RM 3.200 per ton sudah berhasil ditembus di awal November ini, bahkan sudah menyentuh level RM 3.300 per ton. Michael pun melihat adanya potensi koreksi harga CPO di level RM 3,300.

Di sisi lain, terdapat fenomena La Nina yang diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir tahun. “Maka potensi kenaikan harga CPO juga masih berpeluang berlanjut hingga akhir tahun, dengan menguji level harga RM 3.600 per ton,” terang Michael kepada Kontan.co.id, Kamis (12/11).

Dalam risetnya, Rabu (4/11), Analis BRI Danareksa Sekuritas Andreas Kenny menilai, tidak ada cara untuk mempercepat produksi buah sawit. Sebab, secara alami tidak ada cara untuk meningkatkan produksi buah sebelum memasuki empat tahun masa tanam. Tingginya harga CPO pada tahun 2010-2015 telah mendorong penanaman besar-besaran seluas 3,4 juta ha yang akan menyebabkan kelebihan pasokan, jika bukan karena program biodiesel.

Baca Juga: Harga CPO melambung, ini penyebabnya

Gelombang lain yang mungkin terjadi kembali adalah potensi ledakan pasokan. Namun secara alami, pohon sawit diperkirakan akan mulai menghasilkan buah pada tahun 2023. Di sisi lain, pembatasan wilayah di Negara Bagian Sabah dalam jangka pendek telah membuat jam operasional pabrik berkurang  40%, yang berpotensi menyebabkan penurunan produksi Malaysia dan mendukung kenaikan harga CPO.

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat juga mencatat, fenomena La Nina di tahun ini dan 2021 akan lebih parah dibandingkan dengan yang terjadi di 2016-2017. La Nina akan semakin kuat dengan masuknya musim dingin.

Phillip Sekuritas Indonesia memiliki beberapa saham yang menjadi top-picks di sektor perkebunan sawit yakni PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

Michael menilai, kedua saham tersebut memiliki sensitivitas pendapatan tertinggi terhadap kenaikan harga CPO. Lebih lanjut, pergerakan dari kedua saham tersebut juga memiliki korelasi yang positif terhadap laju harga CPO.

Pada perdagangan hari ini, saham LSIP ditutup menguat 3,38% ke level Rp 1.070. Sementara dalam sepekan, saham LSIP menguat 8,08%. Pun demikian dengan saham AALI yang hari ini menguat 3,26% ke level Rp 11.100 dan dalam sepekan memberi return 3,02%.

Phillip Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi buy atas saham LSIP dengan target harga 1.410 dan buy saham AALI dengan target harga 14.700. Michael juga merekomendasikan hold saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dengan target harga Rp 370 dan buy saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) dengan target harga Rp  990.

Sementara Kenny merekomendasikan beli saham AALI dengan target harga Rp 14.000, beli saham LSIP dengan target harga Rp 1.450, dan beli saham SSMS dengan target harga Rp 1.400. 

Selanjutnya: IHSG menguat ditopang saham blue chips, simak rekomendasi analis berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×