kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia akan jadi peringkat 6 ekonomi terbesar, BI: Fokus pada produktivitas


Senin, 25 Februari 2019 / 08:45 WIB
Indonesia akan jadi peringkat 6 ekonomi terbesar, BI: Fokus pada produktivitas


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan Indonesia akan masuk sebagai enam besar negara ekonomi terbesar di dunia. Melihat proyeksi terdebut, Bank Indonesia (BI) mengatakan permintaan domestik masih menjadi motor penggerak utamanya.

"Jumlah penduduk yang besar dengan pendapatan yang terus meningkat akan mendorong kegiatan konsumsi dan investasi," jelas Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo kepada Kontan.co.id, Senin (25/2).

Terlebih lagi Indonesia dalam beberapa tahun ke depan Indonesia mengalami bonus demografi yaitu jumlah penduduk produktif yang sangat besar. Kendati demikian, BI berharap dorongan tidak hanya dari permintaan domestik namun juga dari ekspor-impor.

Berbagai kebijakan struktural yang ditempuh dalam hal penguatan ekspor baik barang dan jasa akan terus didorong.

"Dalam menjaga pertumbuhan ekonomi tetap tinggi penting untuk memperbaiki daya saing perekonomian Indonesia melalui langkah-langkah meningkatkan produktivitas," ujar Doddy.

Dalam hal ini, peningkatan kualitas sumber daya menjadi prasyarat bagi tersedianya modal pembangunan seperti human capital yang baik, teknologi yang maju dengan dukungan research and development (R&D) yang besar dan sumber dana yang mencukupi

BI melihat masih ada tantangan dari global. Situasi saat ini dapat dilihat dari dua sisi. Sesuai perkiraan BI, ekonomi global sedang melambat. Dampaknya, permintaan terhadap barang ekspor Indonesia berpotensi menurun sehingga berdampak pada PDB.

Sebaliknya, di sektor keuangan terjadi perkembangan positif yaitu ketidakpastian menurun dan pengetatan moneter secara global tidak akan seagresif yang diperkirakan sebelumnya.

Hal ini berdampak pada aliran masuk modal yang semakin meningkat dan mendukung stabilitas. Aliran dana yang masuk dapat digunakan untuk pembiayaan perekonomian.

Terkait kontribusi, BI akan tetap konsisten dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal. Khususnya untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik.

BI juga terus menempuh strategi operasi moneter untuk meningkatkan ketersediaan likuiditas dalam mendorong pembiayaan perbankan.

Ke depan, BI akan menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif dan penguatan kebijakan sistem pembayaran dalam rangka memperluas pembiayaan ekonomi.

Koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait juga terus dipererat untuk mempertahankan stabilitas ekonomi guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×