kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri jasa keuangan mendominasi emiten terbaik Indonesia


Senin, 09 Juli 2018 / 20:44 WIB
Industri jasa keuangan mendominasi emiten terbaik Indonesia
ILUSTRASI. Deretan mesin ATM bank


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri jasa keuangan dan bank mendominasi peringkat ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) Indonesia.

Dari lima besar, ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Sedangkan, dari 20 besar ada PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dan PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM).

Angela Indirawati Simatupang, Managing Partner Consulting RSM Indonesia bilang adanya peraturan yang lebih ketat berperan signifikan dalam pemberian praktik tata kelola yang baik.

"Ada pengaruh regulasi dan pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata Angela.

Meski begitu, dia menambahkan bukan berarti Indonesia perlu menambah otoritas atau lembaga untuk mengawasi masing-masing sektor industri. Hanya, peran dan fungsi dari masing-masing pengawas yang sudah ada harus lebih ditingkatkan.

Angela mencontohkan, posisi pertama ACGS yang selalu diduduki Thailand sejak tahun 2013 tak berbanding lurus dengan ketatnya peraturan di negara tersebut.

"Justru di Singapura peraturannya lebih banyak, tapi Thailand lebih terbuka dan lebih ramah investor," ujar Angela.

Asal tahu, ACGS merupakan penilaian terhadap 100 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di enam negara ASEAN. Penilaian itu mencakup lima aspek penting seperti hak pemegang saham, perlakuan yang adil terhadap pemegang saham, peran pemangku kepentingan, pengungkapan dan transparansi dan tanggung jawab dewan komisaris.

Pemeringkatan ini merupakan inisiasi yang digagas negara-negara ASEAN pada tahun 2011. Tujuannya, agar perusahaan publik di negara tersebut dapat bersaing dengan perusahaan publik di negara Barat.

Nantinya, peringkat ACGS Indonesia akan digabung dengan peringkat ACGS dari negara ASEAN lainnya. Rencananya, hasil ini akan diumumkan oleh Asian Development Bank (ADB) pada kuartal III-2018.

Di Indonesia, OJK berperan sebagai expert corporate governance dan RSM Indonesia didaulat oleh OJK sebagai domestic ranking body yang mengaudit serta mereview emiten tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×