kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri perbankan di tanah air masih belum berniat memangkas jumlah karyawan


Minggu, 09 Agustus 2020 / 19:11 WIB
Industri perbankan di tanah air masih belum berniat memangkas jumlah karyawan


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan di Tanah Air nampaknya belum punya rencana untuk memangkas karyawan sebagai upaya efisiensi di tengah pandemi Covid-19. Diakui beberapa bank besar, sejatinya sejak beberapa tahun terakhir perbankan memang sudah efisien dalam mengelola sumber daya manusia (SDM). 

Ambil contoh, PT Bank Mandiri Tbk yang mengaku sejak dua tahun lalu telah menganut sistem zero growth untuk pertumbuhan SDM. Artinya, dalam dua tahun terakhir seluruh karyawan pensiun dan mengundurkan diri (resign) di Bank Mandiri tidak dilakukan pergantian. "Tidak ada pengurangan SDM, sejak dua tahun lalu," singkatnya kepada Kontan.co.id, Minggu (9/8). 

Kalau merujuk pada laporan keuangan Bank Mandiri, di bulan Maret 2020 total karyawan perseroan tercatat sebanyak 39.089 orang. Jumlah ini memang tidak banyak bergerak dari akhir 2019 yang jumlahnya 39.065 orang. 

Baca Juga: Ini rekomendasi susunan portofolio investasi di tengah ancaman resesi

Nah, alih-alih untuk menjaga efisiensi di tengah pandemi. Bank berlogo pita emas ini telah melakukan penghematan di sisi biaya tenaga kerja lainnya. Semisal, biaya pelatihan karyawan, biaya perjalanan dinas hingga meninjau ulang inisiatif strategis yang sifatnya tidak mendesak. Ke depan, perseroan pun juga mengaku tak berniat mengurangi jumlah pegawai. 

Begitu juga dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Direktur Human Capital dan Kepatuhan BNI Bob Tyasika Ananta bilang dalam hal menghadapi Covid-19 perseroan tidak memiliki kebijakan pengurangan pegawai. 

Sama dengan Bank Mandiri, BNI juga lebih memilih untuk menghemat dari sisi variable cost (operasional). Hal tersebut menurutnya memang perlu dilakukan mengingat cara berbisnis di masa pandemi juga berubah. "Seperti virtual meeting, pembatasan perjalanan dinas, pengurangan lembur dan sebagainya," kata Bob. 

Nah, perhatian utama perseroan saat ini juga mengarah pada kesehatan karyawan agar tetap produktif. Tetapi, bank berlogo 46 ini mengakui untuk melakukan hal itu pihaknya terpaksa harus menggelontorkan biaya kesehatan pegawai yang cukup jumbo. 

Walhasil, perseroan melakukan pergantian anggaran dari variable pay menjadi biaya kesehatan. "Secara keseluruhan, terdapat net efisiensi biaya SDM di atas 10%," paparnya. 

Baca Juga: Investasi berbasis obligasi bisa jadi pilihan investasi di masa resesi

Bila merujuk laporan keuangan di bulan Maret 2020 lalu, memang beban SDM Bank BNI tercatat turun sebanyak 6,7% secara year on year (yoy) menjadi Rp 2,38 triliun. Gambaran saja, jumlah karyawan Bank BNI saat ini ada sekitar 26.284 orang menurut data kuartal III 2019. 

Tetapi ada juga bank yang mengurangi jumlah karyawan. Sebagai salah satu kebijakan efisiensi. Seperti PT Bank Mayora yang menurut Direktur Utama Irfanto Oeij sudah mengurangi sekitar 15%-20% karyawan sepanjang tahun ini.  Sekadar informasi saja, sampai dengan akhir 2019 lalu jumlah karyawan Bank Mayora berjumlah sekitar 730 orang. Jumlah ini meningkat dari jumlah tahun 2018 sebanyak 742 orang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×