kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah kriteria pemimpin idola pasar


Senin, 06 Agustus 2018 / 11:09 WIB
Inilah kriteria pemimpin idola pasar


Reporter: Andy Dwijayanto, Dityasa H Forddanta, Elisabet Lisa Listiani Putri, Ika Puspitasari, Krisantus de Rosari Binsasi, Yoliawan H | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gong perhelatan pemilihan presiden (pilpres) 2019 mulai ditabuh. Sabtu (4/8), KPU resmi membuka pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden, yang akan berlangsung hingga 10 Agustus nanti.

Hasil pilpres akan mempengaruhi pasar modal. Bila pasar modal tidak menyukai pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, ada kemungkinan pasar akan bergerak negatif. Lantas, seperti apa kriteria presiden yang diinginkan pelaku pasar?

Norico Gaman, Kepala Riset BNI Sekuritas, menyebut, investor mengharapkan pemimpin yang mampu memperbaiki iklim investasi. "Proses perizinan investasi perlu disederhanakan agar tidak terlalu lama, supaya investor mendapat kepastian. Asing pun akan lebih tertarik masuk," kata dia kepada KONTAN, Minggu (5/8).Tak kalah penting, presiden harus mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi.

Pendiri LBP Institute Lucky Bayu Purnomo sependapat. Presiden harus mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. "Saat ini pertumbuhan ekonomi rata-rata 5%. Pasar berharap ekonomi tumbuh hingga 5,3%, sehingga mampu mendorong kenaikan indeks saham," tutur dia.

Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Kapital, menegaskan, sosok presiden harus pro terhadap perbaikan struktural ekonomi. "Pertumbuhan ekonomi tak hanya dari sisi besaran angka, tapi juga kualitas pertumbuhan," ucap dia. Artinya, ekonomi tumbuh seiring daya beli masyarakat dan daya saing Indonesia.

Memilih status quo

Lucky juga berharap, pemimpin terpilih mampu mengelola utang menjadi produktif, sehingga mampu mendongkrak ekonomi. Inflasi perlu dikendalikan agar harga kebutuhan pokok terjangkau dan pelemahan kurs rupiah dapat dinetralisir.

Sedangkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani berharap, presiden terpilih bisa memilih kabinet yang tepat. Kabinet harus mengerti betul tugasnya agar bisa mendorong perekonomian Indonesia berlari kencang.

Raden Pardede, Wakil Ketua Umum Kadin bidang Kebijakan Moneter, Fiskal dan Publik, menambahkan, presiden juga harus memiliki visi pembangunan ekonomi yang jelas dan kapabilitas politik yang kuat.

Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Taye Shim menyebut, sesungguhnya pasar lebih menyukai status quo. Alhasil, pasar masih mengidolakan Jokowi sebagai presiden untuk periode 2019–2014.

Meski begitu, kebijakan investasi perlu diperbaiki agar lebih business friendly. "Sekalipun ada pergantian pemimpin, kebijakan yang sudah baik tetap dilanjutkan," imbuh William Surya Wijaya, VP Research Departement Indosurya Bersinar Sekuritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×