kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja BUMN moncer, simak saham pilihan analis berikut


Jumat, 05 April 2019 / 17:43 WIB
Kinerja BUMN moncer, simak saham pilihan analis berikut


Reporter: Yoliawan H | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham emiten BUMN makin menghijau pasca musim laporan keuangan tahun 2018. Hasil kinerja yang positif berbuah manis kepada pergerakan harga saham hingga kuartal I-2019. Benar saja, indeks BUMN20 masih melesat 10,52% year to date (ytd). Jauh bergerak di atas indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 4,51% ytd.

Sektor konstruksi, energi dan tambang yang menunjukkan pertumbuhan paling signifikan secara kinerja laba di antara BUMN yang lain. Pertumbuhan tertinggi ditorehkan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebesar 542,65% year on year (yoy) dengan laba Rp 874 miliar. Disusul oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang tumbuh 89,51% yoy dengan laba Rp 3,07 triliun.

Kemudian PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan pertumbuhan laba 54,82% yoy menjadi US$ 305 juta. PT Wijaya Karya Beton (WTON) tumbuh 44,21% yoy menjadi Rp 486 miliar. Selanjutnya adalah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan pertumbuhan laba 42,50% yoy menjadi Rp 1,71 triliun.

Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan, jika melihat pergerakan sahamnya, lima emiten tersebut cukup baik di respon pasar berkat kinerja mereka yang tumbuh optimal.

Menurutnya, jika melihat sektor, energi dan mineral di tahun 2018 lalu memang tertolong akibat dari tren penguatan harga komoditas. Namun untuk awal tahun 2019 ini trennya belum meningkat.

“Saham emiten BUMN yang selanjutnya bisa dilirik adalah GIAA dan perbankan. Karena kinerja mereka cukup bagus terutama GIAA,” ujar William kepada Kontan.co.id, Jumat (5/4).

Untuk perbankan utamanya karena dari ekspektasi pertumbuhan kredit tahun ini yang di atas tahun 2018 lalu. Terlebih dari kondisi suku bunga acuan yang diprediksi akan lebih stabil di tahun 2019.

Untuk GIAA sentimennya lebih dari tren penurunan harga avtur dan sentimen hari raya Idul Fitri yang akan menaikkan penjualan tiket. “Bebannya berkurang, ini bisa membuat laba GIAA makin tinggi,” ujar William.

Ia merekomendasikan jangka menengah GIAA dengan target harga Rp 700 per saham, BBRI target harga Rp 4.500 per saham, BMRI target harga Rp 8.000 per saham dan BBNI target harga Rp 10.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×