kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Koperasi dan pengusaha beras raih Rp 2,46 triliun di ISEF 2018


Kamis, 13 Desember 2018 / 22:19 WIB
Koperasi dan pengusaha beras raih Rp 2,46 triliun di ISEF 2018
ILUSTRASI. Penjualan beras di Pasar Induk Beras Cipinang


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Business Matching Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018 mencatatkan kesepakatan jual beli dan penyaluran pinjaman sebesar Rp 2,46 triliun pada Kamis (13/12). Business matching ISEF adalah ajang pertemuan antara penjual dan pembeli maupun antara lembaga keuangan dengan calon peminjam.

Kesepakatan pertama adalah antara Unit Usaha Syariah Bank DKI dengan dua koperasi di Bogor dan Sidogiri. Unit Usaha Syariah Bank DKI menyalurkan dana modal kerja kepada Koperasi Simpan Pinjam Syariah Karya Usaha Mandiri Syariah Kabupaten Bogor dan Koperasi Simpan Pinjam Syariah Baitul Maal wat Tamwil Usaha Gabungan Terpadu (BMT UGT) Sidogiri dengan total pinjaman sebesar Rp 2,34 triliun.

Kesepakatan kedua adalah antara PT Food Station Tjipinang Jaya dengan UD Sahabat Tani, Sidoarjo, Jawa Timur dan Gapoktan Sumber Makmur, Kabupaten Cilacap untuk pengadaan pasokan beras dengan total Rp 33 miliar. Pengiriman beras ke PT Food Station Tjipinang akan dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu satu tahun. Kesepakatan bisnis ini adalah bentuk kerja sama daerah antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta, TPID Purwokerto, dan TPID Jawa Timur.

Aksi jual beli antara badan usaha miliki daerah (BUMD) DKI Jakarta dan dua pemasok beras itu adalah untuk menjaga pasokan pangan di Jakarta. Asal tahu saja, cakupan inflasi Jakarta terhadap inflasi nasional mencapai 16% sehingga penyediaan beras ini merupakan upaya untuk mengendalikan inflasi di DKI Jakarta.

Business Matching ISEF 2018 berlangsung dari Selasa (11/12) hingga Sabtu (15/12) di Surabaya, Jawa Timur. Masih ada berbagai unit usaha yang akan bernegosiasi dengan calon pemberi pinjaman maupun pembeli. Bidang usaha yang ada mencakup perkebunan, industri garmen, perikanan, rempah-rempah, makanan, kerajinan, sektor ekspor, hingga konsultasi investasi.

Sementara itu, calon pemberi pinjaman terdiri dari pondok pesantren, bank, perusahaan swasta, BUMD, komunitas, hingga perorangan yang berasal dari Turki dan Turkmenistan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×