kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,01   -18,50   -1.98%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Krakatau Steel (KRAS) mendapatkan pinjaman modal kerja tambahan sebesar US$ 200 juta


Senin, 15 Juli 2019 / 15:06 WIB
Krakatau Steel (KRAS) mendapatkan pinjaman modal kerja tambahan sebesar US$ 200 juta


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan restrukturisasi hutang PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menunjukkan perkembangan yang positif. Bagian dari transformasi bisnis ini kembali dilakukan dengan penandatanganan lanjutan kerja sama dengan beberapa bank sindikasi baik dari Himpunan Bank Negara (Himbara) maupun dari bank swasta.

Penandatanganan ini dilakukan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, serta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara). 

Selain itu penandatanganan ini juga dilakukan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dan PT Bank Central Asia Tbk dengan disaksikan oleh perwakilan bank swasta yang terdiri dari PT Bank Cimb Niaga Tbk, PT Bank Ocbc Nisp Tbk, PT Bank ICBC Indonesia, Standard Chartered Bank Indonesia, dan PT Bank Dbs Indonesia.

Program restrukturisasi hutang ini merupakan salah satu cara agar kinerja Krakatau Steel dapat kembali sehat dan berdaya saing. Restrukturisasi perusahaan lainnya yang juga dijalankan meliputi restrukturisasi bisnis dan restrukturisasi  organisasi.

Restrukturisasi ini bertujuan agar Krakatau Steel lebih efisien dan kompetitif di tengah persaingan industri baja global yang sangat kompetitif.

Penandatanganan persetujuan pembiayaan ini dilakukan untuk mendukung Rencana Transformasi Bisnis dan Keuangan Krakatau Steel dan untuk mencapai level likuiditas Krakatau Steel yang sehat. 

Krakatau Steel telah mendapatkan pinjaman untuk kebutuhan modal kerja tambahan sebesar total US$ 200 juta dari sindikasi bank tersebut melalui kerja sama pembiayaan ini.

Untuk selanjutnya, langkah-langkah yang dilakukan Krakatau Steel adalah penjualan aset-aset non core, perampingan organisasi, mencari mitra bisnis strategis, spin-off, serta pelepasan unit kerja yang semula bersifat cost center yang hanya melayani induk perusahaan (KS), menjadi bagian dari pengembangan bisnis anak perusahaan sehingga bersifat profit center. Program ini disebut juga cost to profit center.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dalam keterangan resminya yang diperoleh Kontan.co.id, Senin (15/7) menyatakan terima kasih yang mendalam kepada seluruh pihak perbankan yang mendukung Krakatau Steel. 

Dengan kepercayaan pihak perbankan, maka Krakatau Steel dapat kembali produktif sehingga nantinya pun kerja sama ini akan juga menguntungkan pihak perbankan. Dukungan dari Menteri BUMN Rini Soemarno dan juga jajaran deputi Kementerian  BUMN membuat kerja sama ini dapat terlaksana dengan baik.

Dalam memenuhi perjanjian kerja sama ini, Krakatau Steel berkomitmen untuk menjaga kelangsungan operasional Krakatau Steel dan anak perusahaan Krakatau Steel agar dapat tumbuh secara sehat dan berkelanjutan.  Restrukturisasi yang dilakukan pun melibatkan anak-anak usaha KS Group.

Program ini akan membuat unit-unit kerja di internal Krakatau Steel akan lebih optimal sehingga mampu menjalankan bisnis secara efisien dan lebih produktif.

"Saya mengajak seluruh anak usaha KS untuk bersama-sama menyelamatkan bisnis baja KS karena untuk menyelesaikan permasalahan tersebut perlu mengedepankan semangat gotong-royong dan kebersamaan semua pihak," ujar Silmy.

Silmy menambahkan, bahwa perjanjian kerja sama perbankan yang merupakan restrukturisasi hutang ini perlu dilakukan guna menyelamatkan PT Krakatau Steel produsen baja nasional yang memiliki aspek strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, sebagai tulang punggung industri dan pembangunan infrastruktur yang sedang digalakkan di Indonesia. Selain itu diharapkan dengan program ini, PT Krakatau Steel akan lebih lincah dalam pengembangan bisnis dan pasarnya di masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×