kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mesin Astra di sektor non-otomotif


Sabtu, 29 Juli 2017 / 15:10 WIB
Mesin Astra di sektor non-otomotif


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Wahyu T.Rahmawati

CIKARANG. Tren penjualan otomotif yang belakangan tak ngegas tampaknya menjadi peringatan dini bagi PT Astra International Tbk. Alhasil, grup perusahaan yang didirikan oleh trio taipan Tjia Kian Tie, William Soerjadjaja dan Liem Peng Hong tersebut mengalihkan harapan pada bisnis non otomotif.

Berkaca dari pencapaian penjualan Astra International semester I-2017, lini bisnis otomotif berkontribusi Rp 47,09 triliun atau setara dengan 48,04% terhadap total pendapatan Rp 98,03 triliun. Lalu porsi saham selebihnya merupakan sumbangan pendapatan dari enam lini bisnis lain.

Meski dominasi pendapatan otomotif belum tergantikan, kinerjanya tak bisa dibilang cemerlang. Pendapatan otomotif pada semester I-2017 tadi, turun 0,08% jika dibandingkan dengan catatan semester I-2016 yang sekitar Rp 47,13 triliun. 

Nah, lini bisnis non otomotif yang menjadi Astra International ada tiga. "Saya harap di jasa keuangan, United Tractors dan juga bisnis sawit bisa menopang bisnis non otomotif," kata Prijono Sugiarto, Presiden Direktur PT Astra International Tbk di Cikarang, Jawa Barat, Jumat (28/7).

Pada lini bisnis jasa keuangan, Astra International mengoperasikan 13 anak perusahaan. Sebut saja PT Astra Mitra Ventura, PT Astra Multi Finance, PT Astra Sedaya Finance dan PT Federal International Finance.

Selain belasan anak perusahaan jasa keuangan, ada Bank Permata. Bank tersebut merupakan ventura bersama yang material bagi Astra International. Kepemilikan efektif Astra International di tubuh Bank Permata sebesar 44,56%.

Sementara PT United Tractors Tbk tak lain adalah anak perusahaan Astra International yang menggeluti sektor alat berat. Grup perusahaan tersebut mendekap kepemilikan saham 59,50%. Adapun bisnis sawit berjalan di bawah PT Astra Agro Lestari Tbk. Astra International tercatat memiliki 79,68% saham Astra Agro Lestari.

Target serupa

Dari Januari-Juni tahun ini, Astra International mencetak total pendapatan bersih sekitar Rp 98,03 triliun, atau tumbuh 11,13% ketimbang periode yang sama tahun 2016. Sementara laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih naik 31,46% menjadi sekitar Rp 9,36 triliun.

Astra International berharap bisa mempertahankan pertumbuhan itu. "Mudah-mudahan pertumbuhan kinerja semester II bisa sama seperti semester I, tapi memang tidak mudah, dan sulit diprediksi," harap Prijono.

Merunut laporan keuangan Astra International sepanjang tahun 2016, pendapatan bersih tercatat Rp 181,08 triliun. Sementara pendapatan per 30 Juni 2016 sebesar Rp 88,21 triliun. Dengan begitu, pendapatan mereka sepanjang semester II tahun lalu adalah Rp 92,87 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×