kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar domestik kondusif, kepemilikan asing di SBN mendekati Rp 900 triliun


Kamis, 29 November 2018 / 19:30 WIB
Pasar domestik kondusif, kepemilikan asing di SBN mendekati Rp 900 triliun
ILUSTRASI. Uang dollar AS


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepercayaan investor global pada pasar domestik kian pulih. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, porsi kepemilikan asing pada Surat Berharga Negara (SBN) per 28 November mencapai Rp 899,2 triliun.

Sejak awal November, kepemilikan asing pada SBN bertambah Rp 34,87 triliun.

Kepala Penelitian Makroekonomi dan Finansial LPEM UI Febrio Kacaribu menilai, masuknya aliran modal asing ke portofolio dalam negeri lantaran persepsi pasar keuangan global tentang kenaikan suku bunga AS di 2019 mengalami koreksi. "Sebagai akibatnya, semakin banyak investor global yang mempercepat penyesuaian portofolionya untuk kembali membeli aset-aset dari emerging market, seperti Indonesia," ujar Febrio, Kamis (29/11).

Febrio menyebut, setidaknya ada tiga faktor utama yang membuat inflow kembali terjadi. Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih relatif lebih baik daripada negara berkembang lainnya.

Kedua, Bank Indonesia dianggap relatif lebih agresif dibandingkan dengan bank sentral yang lain. "Ini terutama disebabkan oleh tumbuhnya kredit perbankan dengan cukup signifikan walaupun suku bunga acuan sudah naik cukup banyak," ujarnya.

Yang ketiga adalah tren penurunan harga minyak mentah. Febrio menilai, berlanjutnya tren penurunan harga minyak mentah dunia dapat menolong defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) turun.

Senada, Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan, penurunan harga minyak saat ini juga terkait dengan prospek permintaan agregat minyak dunia yang melemah setelah melihat tren penurunan pertumbuhan ekonomi China.

"Penurunan harga minyak dunia ini pun memberikan iklim positif untuk posisi fiskal Indonesia ke depannya," kata Myrdal, Kamis (29/11).

Selain itu, Myrdal juga berpendapat, minat investor meningkat lantaran posisi imbal hasil aset investasi di Indonesia masih menarik. Hal ini terlihat dari gap yang cukup lebar dengan imbal hasil aset investasi dari negara maju seperti AS.

"Dampak kenaikan bunga moneter dari BI turut meningkatkan daya tarik dari imbal hasil aset investasi yang ada di Indonesia," ujarnya.

Adapun, BI juga meyakini investor global mulai menunjukkan kepercayaannya terhadap pasar keuangan Indonesia. Ini tampak dari nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang makin menguat ke level Rp 14.382 pada akhir perdagangan di pasar spot hari ini.

"Kepercayaan investor global terhadap perekonomian Indonesia semakin kuat karena respons kebijakan moneter dan fiskal yang konsisten dan pruden dalam merespons tantangan global dan domestik," ungkap Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah, Kamis (29/11).

Nanang juga mencatat, sepanjang tahun 2018 arus modal global ke pasar sekunder SBN mencapai Rp 63 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×