kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembiayaan infrastruktur masih lambat


Rabu, 06 April 2016 / 11:04 WIB
Pembiayaan infrastruktur masih lambat


Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Realisasi pembiayaan infrastruktur pada kuartal I 2016 masih seret. Hal ini tercermin dari pembiayaan infrastruktur PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang tak mencapai target. Lambannya eksekusi proyek infrastruktur di daerah menahan penyaluran pembiayaan.

Emma Sri Martini, Direktur Utama SMI menyebut, realisasi penyaluran pembiayaan SMI hingga Maret mencapai Rp 1 triliun. Jumlah ini lebih rendah dari target awal yakni Rp 2,5 triliun.

Target pembiayaan yang tidak tercapai disebut karena terkendala pembebasan sejumlah lahan. Misal, di proyek jalan tol Trans Sumatera Medan-Binjai dan  jalan tol Palembang-Indralaya. "Masalah klasik memang. Tapi kami tidak bisa banyak berbuat. Harapannya, kuartal mendatang terjadi perbaikan," kata Emma, Selasa (5/4).

Hingga akhir tahun, perusahaan yang bakal menjadi Bank Infrastruktur ini menargetkan pembiayaan sebanyak Rp 10 triliun. Adapun, total nilai proyek yang dibiayai SMI tersebut sebesar Rp 50 triliun hingga Rp 80 triliun.

Sebagai perbandingan, tahun lalu pembiayaan infrastruktur Sarana Multi Infrastruktur  mencapai Rp 4 triliun dengan total nilai proyek sebesar Rp 35 triliun.

 Emma mengatakan, sejumlah proyek infrastruktur seperti pelabuhan, jalan tol, transportasi dan listrik masih menjadi andalan pembiayaan SMI. Porsi pembiayaan merata di setiap proyek yakni sebesar 25% dari nilai proyek.

Hal serupa juga terjadi di Indonesia Infrastructure Finance (IIF) yang sepanjang kuartal I 2016 baru membiayai satu proyek. IIF baru mendapatkan komitmen pembiayaan proyek pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMN) senilai Rp 6 triliun.

Harold Tjiptadjaja, Direktur IIF mengatakan, wajar jika awal tahun pembiayaan infrastruktur belum tinggi karena perusahaan masih menyesuaikan anggaran.  IIF menargetkan pembiayaan hingga akhir tahun pembiayaan mencapai Rp 10 triliun.

Cari dana murah

Untuk membiayai proyek infrastruktur, kedua perusahaan tersebut berupaya mencari dana lewat pasar modal. Sarana Multi Infrastruktur misalnya, bakal menerbitkan obligasi sebesar Rp 5 triliun. Obligasi yang diterbitkan berasal dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai total Rp 10 triliun yang dialokasikan untuk dua tahun. Emma bilang, proses penerbitan obligasi rencananya dilakukan di semester kedua nanti.

Selain obligasi, SMI menimbang penerbitan sukuk ritel. Potensi penerbitan sukuk ini Rp 1 triliun-Rp 2 triliun. 

Sementara IIF masih mengandalkan pendanaan dari bank asing untuk mendapatkan dana murah.            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×