kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembiayaan multifinance ke sektor properti masih hadapi tantangan berat


Minggu, 28 November 2021 / 15:14 WIB
Pembiayaan multifinance ke sektor properti masih hadapi tantangan berat
ILUSTRASI. Pembangunan perumahan bersubsidi di Bogor, Jawa Barat. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi perusahaan multifinance untuk memberikan pembiayaan ke sektor properti melalui KPR memang dinilai menarik terlebih ada dukungan insentif pemerintah terkait pembiayaan rumah. Namun, bagi industri multifinance, sektor ini masih memiliki tantangan berat.

Salah satu perusahaan multifinance yang baru saja masuk ke pembiayaan sektor properti ialah BFI Finance. Mereka bekerjasama dengan Sinarmas memberikan layanan KPR untuk unit rumah milik Sinarmas Land di BSD.  

Hanya saja, Direktur BFI Finance Sudjono mengatakan, pihaknya belum menentukan target pembiayaan di awal kerjasama ini. Namun, ia bilang segmen dari pembiayaan KPR ini ialah eksekutif muda dengan kepemilikan rumah kecil.

“Yang pasti potensinya cukup besar, kami akan menetapkan target setelah diuji-cobakan tiga bulan ke depan,” ujar Sudjono kepada Kontan.co.id, Jumat (26/11).

Sementara itu, Kepala Departemen Pengawasan IKNB 2B, Bambang W. Budiawan mengatakan, penyaluran pembiayaan ke sektor properti dinilai masih menarik untuk dikembangkan. 

Mengingat, sifat jaminannya yang berupa tanah atau bangunan dilihat lebih aman dibandingkan jenis agunan lainnya.

Baca Juga: KPR BRI tumbuh 10% yoy hingga kuartal III-2021, optimistis terus naik ke depan

Namun, per September 2021, OJK mencatat nilai outstanding pembiayaan kepemilikan rumah baru sebesar Rp 114,10 miliar atau turun 13,21% yoy. Adapun, jumlah perusahaan multifinance yang bermain di sektor ini sebanyak 23 perusahaan.

“Jumlah penyaluran pembiayaan KPR yang masih sangat kecil yaitu sekitar 0,03% dari total penyaluran piutang pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan pembiayaan,” ujar Bambang, Jumat (26/11).

Menurut Bambang, pertumbuhan pembiayaan di sektor ini belum akan signifikan dalam waktu dekat. Salah satu alasannya ialah pembiayaan KPR ini membutuhkan komitmen jangka panjang sementara sumber pendanaan perusahaan pembiayaan yang relatif berjangka waktu pendek atau menengah.

Sependapat, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno juga mengatakan jangka waktu memang menjadi salah satu tantangan untuk melayani pembiayaan KPR. Oleh karenanya, saat ini perusahaan pembiayaan yang bergerak di sektor ini ialah perusahaan yang memiliki kepemilikan sama dengan pengembang.

“Kita (jangka waktu) pinjaman saja 3 tahun bagaimana mau ngasih orang pinjaman selama 10 tahun,” ujar Suwandi.

Selain itu, ia juga melihat persaingan bagi perusahaan juga cukup ketat dengan perbankan. Terlebih, suku bunga yang menurut Suwandi lebih murah didapatkan di perbankan.

Baca Juga: Kredit konsumsi tumbuh 3,8% jadi Rp 1.651,5 triliun per Oktober, ini penopangnya

Sehingga, Suwandi melihat proyeksi perkembangan multifinance yang membiayai KPR ini masih cukup menemui jalan yang tidak mudah. Ia menilai masuknya BFI Finance ke sektor ini dikarenakan modal yang lebih kuat.

“Kalau KPR ini multifinance cukup sulit. Belum lagi persaingan suku bunga, di bank kan bunganya lebih rendah,” pungkas Suwandi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×