kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerbitan SBN valas akan tahan penurunan cadev lebih dalam


Kamis, 03 Mei 2018 / 20:43 WIB
Penerbitan SBN valas akan tahan penurunan cadev lebih dalam
ILUSTRASI. Ilustrasi pasar modal


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih juga memperkirakan, posisi cadangan devisa akhir April 2018 kembali tergerus, setelah dua bulan berturut-turut. Penurunan ini sejalan dengan pelemahan nilai tukar rupiah sepanjang bulan lalu.

Menurut Lana, penurunan posisi cadev bulan ini bisa mencapai US$ 4 miliar. Namun, karena pemerintah menerbitkan surat berharga negara (SBN) dalam dual currency, yaitu sebesar US$ 1 miliar dan € 1 miliar di akhir April lalu, penurunan cadev diperkirakan tidak sebesar itu.

"Penerbitan global bond mungkin bisa mengurangi tekanan. Bisa turun hanya sekitar US$ 2 miliar saja," kata Lana, Kamis (3/8).

Pelemahan kurs rupiah yang terjadi belakangan ini lanjut dia, dipengaruhi oleh pembayaran dividen ke luar negeri, utang swasta, hingga profit perusahaan asing, selain karena kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).

Lantaran tingginya permintaan dollar AS akan berakhir di Juni nanti, Lana perkirakan pergerakan rupiah akan membaik di semester kedua mendatang. "Tapi itu baru dari dalam negeri. Sementara masih ada faktor eksternal, seperti urusan Trump dengan China hingga kebijakan The Fed," tambahnya.

Namun menurutnya, penurunan cadev tidak perlu dikhawatirkan dan masih bisa disiasati. Caranya, dengan menerbitkan SBN valas dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Selain itu kata Lana, bisa juga dengan meminta perbankan yang memiliki dollar untuk disimpan di Bank Indonesia.

"Hal itu yang nantinya akan menjadi cadev. Tapi ini bisa dilakukan kalau kondisinya sudah tenang nanti," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×