kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyaluran kredit ultra mikro capai Rp 2,15 triliun hingga Februari


Minggu, 03 Maret 2019 / 15:20 WIB
Penyaluran kredit ultra mikro capai Rp 2,15 triliun hingga Februari


Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan mencatat, total penyaluran pembiayaan Ultra Mikro (UMi) telah mencapai Rp 2,15 triliun per 23 Februari lalu. Sejak diluncurkan pertengahan 2017 lalu, penyaluran pembiayaan UMi telah menyentuh 846.547 debitur.

Menurut keterangan resmi, Sabtu (2/3), penyaluran tersebut dicapai melalui kerja sama PIP dengan tiga penyalur yang telah ditunjuk yaitu PT. Pegadaian, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Bahana Artha Ventura (BAV).

Bahana Artha Ventura menyalurkan pembiayaan UMi melalui Pola Penyaluran Tidak Langsung melalui kerja sama dengan 20 Koperasi yang tersebar di berbagai provinsi.

"Kami menggunakan lebih dari 6.000 cabang di seluruh Indonesia, dari pegadaian 4.500 cabang, PNM 1.000 cabang, serta BAV 26 cabang. Kita juga melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi di bawahnya yaitu koperasi seperti Komida, kalau di Jawa Timur ada Koperasi Sidogiri, ada Koperasi Nusa Umat Sejahtera BMT, dan 168 Koperasi lainnya yang siap bekerja sama," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Asal tahu, program pembiayaan UMi merupakan pembiayaan kepada masyarakat usaha mikro di lapisan terbawah yang belum dapat difasilitasi oleh perbankan dan merupakan komplementer program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Pembiayaan UMi menyasar usaha mikro yang berada di lapisan terbawah dengan pembiayaan paling banyak Rp 10 juta per nasabah. Selama ini, segmen tersebut belum bisa difasilitasi oleh program KUR dengan jumlah usaha mikro cukup signifikan, mencapai lebih dari 44 juta usaha atau sekitar 72,1% dari jumlah UMKM secara nasional.

Pembiayaan UMi berbeda dengan program lain, termasuk KUT (Kredit Usaha Tani). Pertama, penggunaan teknologi informasi sebagai sarana transaksi sekaligus pengawasan.

Kedua, adanya penekanan pada program pendampingan dari penyalur kepada para debitur. Terakhir, adanya skema pembiayaan secara berkelompok yang merupakan pembiayaan tanpa jaminan karena sasarannya adalah usaha yang belum bankable.

Desember 2018 lalu, Kemkeu melakukan Digitalisasi Pembiayaan UMi untuk mendorong masyarakat mikro untuk mengembangan usahanya melalui e-commerce. Pemerintah telah menjalin kerja sama dengan penyedia jasa pembayaran melalui uang elektronik antara lain T-Money, T-Cash, GoPay dan marketplace Bukalapak.

"Kami juga berusaha untuk melakukan inovasi dengan bekerjasama dengan fintech seperti Uang Elektronik (uNIK) dan juga para merchant dari marketplace, nanti kami akan lihat apakah kemampuan untuk bisa menyalurkan dan meningkatkan kapasitas para pengusaha yang sangat kecil sehingga mereka bisa meningkat menjadi nasabah Kredit Usaha Rakyat”, tutup Menkeu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×