kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

RI bidik devisa wisata US$ 540 juta


Kamis, 13 November 2014 / 10:07 WIB
RI bidik devisa wisata US$ 540 juta
Dirjen Bea dan Cukai Kemenkeu, Askolani.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pemerintah menargetkan devisa negara dari sektor pariwisata mencapai US$ 540 juta per tahun mulai tahun 2015. Untuk mencapai target itu, pemerintah akan membebaskan visa kunjungan dari lima negara. Kebijakan ini akan mengerek jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mencapai 20 juta orang di tahun 2019.

Menurut Menteri Koordinator Kemaritiman, Indroyono Soesilo, ada lima  negara yang akan mendapatkan akses bebas visa, yaitu Tiongkok, Australia, Jepang, Rusia, dan Korea Selatan. 
Sebelumnya, ketentuan bebas visa juga berlaku untuk wisman yang memegang visa beberapa negara di Asia Tenggara seperti Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, Myanmar hingga Kamboja. 

Kalkulasi Indroyono, pembebasan visa untuk lima negara bisa memberi tambahan wisman sebanyak 500.000 orang per tahun. “Dengan jumlah kunjungan wisman sebanyak itu, devisa yang diperoleh bisa mencapai US$ 540 juta," ungkap Indroyono, Rabu (12/11).

Penerimaan devisa itu dihitung dari tambahan kunjungan wisman 500.000 orang per tahun menjadi sekitar 1,5 juta orang dikalikan dengan perkiraan pengeluarannya sekitar US$ 1.100. Jika tetap dengan kebijakan saat ini, pemerintah hanya mendapatkan pemasukan US$ 11,5 juta setahun.

Selain membebaskan biaya visa, pemerintah juga akan mempersingkat waktu proses ijin masuk kapal pesiar asing. Jika sebelumnya, ijin tersebut harus diproses minimal tiga minggu, nantinya maksimal proses perizinan tidak boleh lebih satu hari.

Percepatan izin ini diharapkan mampu mendatangkan lebih banyak wisman yang menggunakan kapal pesiar ke Indonesia. Selama ini, ada 15.000 kapal pesiar yang berlayar dari Perth-Daerwin di Australia lalu ke Puket, Thailand. Jika wisman makin mudah memproses ijin, peluang mereka berhenti di Indonesia, lalu menghadiri acara budaya akan semakin terbuka.

Wali kota Bandung Ridwan Kamil menilai, rencana pemerintah itu cukup positif. Hal ini menunjukan pemerintah memiliki keinginan untuk membantu daerah dengan memudahkan kedatangan wisatawan ke Indonesia. Apalagi, Bandung merupakan salah satu kota yang menawarkan pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonominya.

Menurut badan pusat statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan manca negara pada bulan September 2014 mencapai 791.300 orang. Jumlah itu naik 2,65% dibandingkan periode yang sama di tahun 2013. Sementara di sepanjang januari-September 2014, jumlah wisman ke Indonesia mencapai 6,95 juta orang atau naik 8,31% dari tahun 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×