kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah diproyeksikan melanjutkan penguatan pada perdagangan esok, ini faktornya


Rabu, 23 Januari 2019 / 18:00 WIB
Rupiah diproyeksikan melanjutkan penguatan pada perdagangan esok, ini faktornya


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang rupiah ditutup menguat pada penutupan perdagangan pasar spot Rabu (23/1) di level Rp 14.188 per dollar AS atau sebesar 0,22% dari posisi perdagangan kemarin. Sebelumnya, rupiah ditutup berada di level Rp 14.220 per dollar AS pada perdagangan Selasa (22/1). 

Sementara kurs tengah rupiah saat ini berada di level Rp 14.188, atau menguat sebesar 0,23% dari posisi sebelumnya di level Rp 14.221 per dollar AS.

Kepala ekonom Bank Permata, Josua Pardede melihat penguatan rupiah secara tipis yang terjadi hari ini, berpotensi masih terus akan berlanjut esok.

“Amerika Serikat mengalami penurunan penjualan retail, merunut data yang dirilis kemarin. Mereka juga masih mengalami pelemahan pemerintahan atau government shutdown hingga hari ini. Inilah yang sedikit mengerek rupiah,” tutur Josua Rabu (23/1).

Dilansir dari Reuters, government shutdown yang dialami AS membuat beberapa investor dan pelaku usaha tidak bisa mendapatkan gambaran lengkap seputar kesehatan ekonomi AS dan panduan keputusan alokasi aset. Ini pula berimbas pada jatuhnya sentimen konsumen dan kondisi bisnis Fed New York di titik terendah.

Hal lain yang turut mengerek rupiah adalah optimisme dari perundingan perang dagang antara AS dengan China. Sempat dikabarkan terjadi pembatalan pertemuan pada akhir Januari mendatang, pihak Gedung Putih langsung memberi klarifikasi bila pertemuan tetap akan berlangsung.

Sentimen lain yang menggerakan rupiah juga datang dari harga minyak dunia yang jatuh. Pada Rabu (23/1) minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2019, turun sebesar US$ 1,23 per barel, menjadi US$ 52,57 per barel di New York Merchantile Exchange. 

Sementara minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2019 turun sebesar US$ 1,20 per barel, di posisi US$ 61,50 per barel diLondon ICE Futures Exchange.

Melihat hal ini, Josua memprediksi penguatan rupiah akan berlanjut. Dirinya memproyeksikan rupiah bergerak di area Rp 14.125 – Rp 14.225 pada perdagangan besok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×