kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siba Surya: Jalan Tol Trans Jawa belum pro kendaraan komersial, perlu insentif


Kamis, 14 Februari 2019 / 16:08 WIB
Siba Surya: Jalan Tol Trans Jawa belum pro kendaraan komersial, perlu insentif


Reporter: Ardian Taufik Gesuri | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -SEMARANG. Kalangan pengusaha transportasi menilai tarif Jalan Tol Trans Jawa yang sudah beroperasi selama sebulan ini masih kemahalan. “Perlu dikasih stimulus dulu supaya orang nyoba masuk ke jalan tol ini,” ujar Stefanus Suryaatmadja, Presiden Direktur PT Siba Surya, Kamis (14/1).

Perusahaan jasa dan transportasi darat yang bermarkas besar di Semarang ini jelas berkepentingan betul dengan keberadaan jalan bebas hambatan yang bakal menyingkat waktu perjalanan. Mereka pun sudah membuktikan waktu tempuh Jakarta-Surabaya bisa dipersingkat menjadi 36 jam sampai 31 jam.

Tak perlu lagi menghabiskan waktu sampai 3 hari-4 hari seperti selama ini. Namun, untuk memasuki jalan tol sepenuhnya, pelaku usaha masih merasakan beberapa kendala. Terutama soal tarif dan teknis. “Jalan Tol Trans Jawa belum pro kendaraan komersial,” ungkap Stefanus.

Untuk melintasi jalur B-L alias Jakarta-Surabaya secara penuh, sopir truk harus tambah pengeluaran sekitar Rp 1,43 juta. Tentu biaya jalan tol tersebut akan dibebankan kepada pelanggan. “Belum tentu pelanggan kami siap membayar harga lebih tinggi,” ujar Markus Suryaatmadja, Direktur Keuangan PT Siba Surya.

Untuk barang yang sensitif watu atau harus cepat sampai, seperti makanan, mau tidak mau harus masuk jalan tol. Namun kebanyakan angkutan Siba Surya berisi besi, beton, semen, yang standar pengirimannya 3 hari.

Karena itulah sebagaimana suara para pengusaha jasa pengiriman yang bergabung dalam Asperindo, Siba Surya pun meminta penyesuaian tarif tol Trans Jawa. “Perlu dikasih diskon 50%-60%, sebagai masa promosi agar pelaku usaha terbiasa masuk jalan tol,” kata Stefanus.

Sebenarnya, untuk ruas Pemalang-Semarang sudah ada diskon 15%. Sehingga, Semarang-Jakarta akan lancar. Karena selama ini pun armada mereka sudah melintasi Jalan Tol Cipali. Tinggal Bawen (Semarang)-Surabaya belum ada diskon. Selain soal taruf, ada beberapa persoalan teknis yang perlu segera diatasi.

Sebutlah bila truk rusak di jalan tol, belum tentu ada derek yang siap melayani. Di rest area juga belum ada tambal ban. “Kalau truk kebanan harus keluar tol dulu,” ungkap Stefanus.

Namun, Stefanus dan Markus optimistis ke depannya pemanfaatan jalan tol akan membuat usaha mereka efisien. Permintaan juga meningkat. Saat ini mereka tengah ikut tender di perusahaan BUMN. “Kalau mereka bisa menerima tarif yang baru, ya kita jalan,” kata Markus. 

“Apalagi kalau pelaku usaha transportasi diberi insentif agar bisa memperbarui kendaraan, kami makin optimistis,” timpal Stefanus.

Belum lama ini, Siba Surya menambah armada baru sebanyak 125 truk DAF dan 210 truk Mercedes-Benz Axor. Sehingga total mereka punya 1.600 unit truk, yang kebanyakan melayani trayek panjang di Pantai Utara Jawa hingga Riau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×