kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SMF telah salurkan pembiayaan desa wisata Rp 11 miliar hingga November


Sabtu, 27 November 2021 / 09:00 WIB
SMF telah salurkan pembiayaan desa wisata Rp 11 miliar hingga November
ILUSTRASI.


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - LOMBOK. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF terus menyalurkan pembiayaan terkait Penugasan khusus SMF lewat program pembiayaan homestay di destinasi wisata. Ini merupakan sinergi SMF dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai kontribusi pada bidang pariwisata. 

Wilayah penyaluran pembiayaan homestay desa wisata SMF terfokus pada kawasan lima Bali baru. Salah satunya Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Trisnadi Yulrisman, Direktur Keuangan dan Operasional SMF mengatakan, realiasi penyaluran pembiayaan ke 11 desa  dengan 91 unit homestay sebesar Rp 11 miliar. Itu dari total dana bergulir sebesar Rp 20 miliar yang disiapkan untuk program ini di 2021. 

Realisasi program pembiayaan homestay di 11 desa itu terletak dalam destinasi super prioritas pariwisata (DSPP) Borobudur, DSPP Mandalika dan daerah potensi pariwisata di Banyuwangi dan Sumedang.

Sisa pembiayaan yang belum terserap akan terus coba disalurkan ke desa-desa potensial lainnya di Mandalika dan beberapa tempat lain seperti Banyuwangi, Sumatera hingga Kalimantan. 

Fasilitas pembiayaan homestay ini memiliki bunga flat 3% per tahun dengan plafon maksimal Rp 150 juta per rumah. Tenor satu hingga 10 tahun, disesuaikan dengan kemampuan warga. 

Dengan pembiayaan ini, warga desa wisata bisa merenovasi dan membangun penginapan bagi para turis, yang pada akhirnya menjadi sumber pendapatan bagi warga setempat. 

Salah satu desa yang jadi pembiayaan SMF adalah Desa Kuta. Lemin, pemilik Sasak Lombok Bungalow di Desa Kuta menceritakan, mulai mendapat pinjaman dari SMF sejak dua tahun lalu. Uang pinjaman digunakan untuk renovasi kamar dan menambah kamar baru. Lemin dan suaminya sudah menjalankan bisnis penginapan sejak enam tahun silam. 

Saat ini sudah ada delapan kamar yang disediakan di bungalow ini. Harga sewa rata-rata Rp 200.000 per malam. "Sebelum pandemi, ramai turis yang mau surfing menginap di sini. Sekarang kosong," keluh Lemin, ketika ditemui KONTAN dalam acara kunjungan ke Desa Wisata SMF, Jumat (25/11). 

Karena kondisi wisata yang tengah lesu karena terdampak pandemi, SMF memberikan relaksasi kredit bagi warga desa wisata sejak awal tahun 2021. "Januari tahun depan pembayaran cicilan semoga bisa dimulai lagi," ujar Trisnadi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×