kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tingkatkan likuiditas di pasar, ini strategi operasi moneter Bank Indonesia


Senin, 06 Mei 2019 / 20:42 WIB
Tingkatkan likuiditas di pasar, ini strategi operasi moneter Bank Indonesia


Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki bulan Ramadan, Bank Indonesia (BI) kian fokus mengelola ketersediaan likuiditas bagi perbankan. Tanpa melakukan perubahan arah (stance) kebijakan moneter, BI pun memperkuat strategi operasi moneter untuk menjaga likuiditas sekaligus mendukung pendalaman pasar.

Penguatan operasi moneter tersebut diwujudkan dalam bentuk perubahan paradigma, yaitu dari paradigma one-way monetary operation yang sifatnya kontraksi, menjadi paradigma two-ways monetary operation yang merupakan kombinasi kontraksi dan ekspansi.

"Jadi BI mencoba memitigasi risiko-risiko dengan mengubah strategi operasi moneter tidak lagi hanya kontraksi, tetapi juga ekspansi. Seimbang keduanya mulai berlaku hari ini," ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah, Senin (6/5).

Two-ways monetary operation atau operasi moneter dua arah dilakukan melalui beberapa langkah. Pertama, meredistribusi likuiditas dengan cara menyerap likuiditas dari bank yang memiliki ekses dengan menggunakan instrumen kontraksi. Di saat yang sama, BI juga menginjeksi likuiditas ke bank yang kekurangan menggunakan instrumen ekspansi.

"Ini karena ada 113 bank di Indonesia tapi likuiditasnya tidak merata karena sangat tersegmentasi dan market line pasar uang antarbank (PUAB) lebih besar dibanding yang lain," kata Nanang.

Kedua, BI meningkatkan frekuensi lelang untuk memenuhi kebutuhan bank yang berbeda-beda. Dengan begitu, BI memastikan setiap hari menggelar operasi pasar terbuka (OPT) baik untuk kontraksi maupun ekspansi mulai dari tenor satu minggu hingga satu bulan sehingga pengelolaan likuiditas perbankan lebih optimal.

Ketiga, BI menambah tenor instrumen OPT ekspansi yaitu instrumen term repo yang semula satu minggu sampai satu bulan, menjadi 1 minggu sampai tiga bulan. Penambahan ini berlaku mulai hari ini juga, Senin (6/5) untuk mempermudah askes perbankan memperoleh likuiditas melalui dengan tenor tiga bulan.

Terakhir, untuk memberi kepastian pada perbankan terkait ketersediaan likuiditas melalui OPT ekspansi, BI juga memastikan pelaksanaan OPT terjadwal melalui pengumuman dan pengaturan jadwal lelang OPT.

Adapun, khusus untuk menghadapi siklus Ramadhan dan menjamin likuiditas perbankan selama periode tersebut, BI untuk sementara meniadakan lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk tenor 9 bulan dan 12 bulan mulai hari ini.

"Yang 9 dan 12 bulan untuk sementara ditiadakan untuk memastikan dana tidak terkunci di jangkan panjang dan bergeser profil maturitas instrumen operasi moneter BI ke yang pendek untuk memastikan ketersediaan likuiditas perbankan," ujar Nanang.

Ia mengatakan, kebijakan ini berlaku temporer hingga akhir masa Ramadan. Setelah itu BI akan memastikan likuiditas aman dan mencukupi sehingga lelang SBI tenor 9 bulan dan 12 bulan diaktivasi kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×