kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wajarkah kenaikan saham-saham bank di dua pekan terakhir?


Kamis, 29 November 2018 / 06:15 WIB
Wajarkah kenaikan saham-saham bank di dua pekan terakhir?


Reporter: Auriga Agustina | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam dua pekan terakhir kapitalisasi pasar emiten perbankan mengalami kenaikan puluhan triliun.

Sebagai contoh, kapitalisasi pasar PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada tanggal 13 November Rp 588 triliun. Namun pada tanggal 27 November, melonjak menjadi Rp 622 triliun.

Begitu juga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) di periode yang sama mengalami kenaikan kapitalisasi saham menjadi Rp 440 triliun dari Rp 409 triliun.

Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebelumnya Rp 330 triliun naik menjadi Rp 344 triliun, sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dari Rp 146 triliun meningkat menjadi Rp 160 triliun.

Valdy Kurniawan Analis Phitacro Sekuritas melihat, kenaikan harga saham mulai terjadi sejak akhir Oktober.

Menurutnya, kenaikan harga saham bank-bank kategori BUKU 4 (bermodal di atas Rp 30 triliun) itu pun wajar. Sebab, saham-saham perbankan sedang mencoba rebound dari pelemahan sepanjang tahun ini, bukan penguatan secara tiba-tiba.

Dia memberi contoh, saham BBRI, sepanjang tahun ini pelemahan lebih besar daripada rebound yang terjadi Oktober silam.

"Rebound rata-rata 15% hingga 20% untuk saham big four dalam jangka waktu satu bulan terakhir. Tapi wajar saja, investor sadar fundamentalnya bagus, sentimennya juga bagus," ungkapnya.

Beberapa alasan investor kembali membeli saham bank besar, menurut Valdy, karena harga saham murah dan sempat terdiskon cukup dalam.

Selain itu, di luar kinerja kinclong, saham bank yang berkategori bluechips juga diburu di musim window dressing akhir tahun.

Menurut Valdy, saham paling menarik adalah BBCA karena bank swasta terbesar Tanah Air ini fokus di retail juga sehingga bisa menjaga diri dari volatilitas rupiah.

“Nilai tukar rupiah yang berfluktuasi berpotensi membuat gagal bayar nasabah korporasi lebih besar,” katanya. Sedangkan segmen retail cenderung tak terpapar dampak pergerakan rupiah.

 Dia juga menambahkan, rasio kredit macet BBCA masih di kisaran 1% sementara bank lain rata-rata sudah di atas 2%.

Atas hitungannya, Valdy merekomendasikan :

- Buy BBCA dengan target harga Rp 26.000 dalam jangka pendek. Rabu, harga BCA masih Rp 25.450 per saham

- Buy BBRI dengan target harga Rp 3.700 dalam jangka pendek. Saham BBRI Rabu Rp 3.650 per saham.

- Buy BBNI dengan target harga RP 8.700 dalam jangka pendek. Saham BBNI ditutup kemarin di Rp 8.550 per saham.

- Buy BMRI dengan target harga Rp 7.600 dalam jangka pendek. Saham Bank Mandiri Rabu berakhir di Rp 7.400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×