kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

YLKI: Pengelola wahana liburan keluarga wajib jamin keselamatan konsumen


Senin, 03 Juni 2019 / 12:07 WIB
YLKI: Pengelola wahana liburan keluarga wajib jamin keselamatan konsumen


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim libur Lebaran sudah di depan mata. Beberapa hari setelah merayakan Idul Fitri, biasanya masyarakat akan berbondong-bondong menyerbu tempat destinasi wisata. Tentu ini hal yang positif, setidaknya untuk menggairahkan ekonomi lokal. Plus untuk mempromosikan destinasi wisata lokal kepada wisatawan nusantara. 

Namun mengingat terjadi lonjakan konsumen yang drastis, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta kepada semua pihak, khususnya pemerintah daerah, pengelola tempat wisata dan konsumen, untuk memerhatikan kenyamanan dan keselamatan konsumen.

Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI bilang, pengelola tempat wisata harus memperhatikan jumlah pengunjung dengan kapasitas maksimal tempat wisata. "Jangan jor-joran menjual tiket masuk, sehingga terjadi over kapasitas tempat wisata tersebut. Jika hal ini terjadi sangat merugikan bahkan membahayakan konsumen," ujar Tulus dalam siaran pers, Senin (3/5).

Menurut Tulus, kepadatan pengunjung tanpa diiringi layanan yang memadai akan merugikan konsumen. Karena akan mengurangi kenyamanan konsumen dalam menikmati wahana wisata. 

Selain itu, kelebihan kapasitas bisa membahayakan, karena bisa terjadi kecreakaan di tempat wisata, seperti arena bermain yang patah atau jembatan gantung ambruk. "Untuk mengantisipasi hal ini, pengelola wisata harus meningkatkan pengawasan yang lebih intensif guna menjamin keamanan dan keselamatan tempat wisata," kata Tulus.

Tulus juga meminta, konsumen jangan memaksakan diri memasuki tempat wisata, jika sekiranya tempat wisata itu sudah berjejal-jejal, over kapasitas. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya dokter jaga untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, plus harga tiket masuk seharusnya sudah termasuk asuransi wisata.

Yang tak kalah penting lagi yang menjadi sorotan YLKI adalah, pengelola wisata agar membuat standar harga makanan dan minuman yang dijual oleh para tenant. Tulus berharap, Lebaran jangan jadikan momen Lebaran dengan cara mematok harga barang atau jasa wisata secara ugal-ugalan. 
"Pengelola wisata harus mewajibkan para tenant di tempat wisata untuk membuat dan mencantumkan price list (daftar harga) dari harga makanan dan minuman yang dijualnya.

Hal ketiga yang menjadi perhatian YLKI adalah, pengelola tempat wisata agar memerhatikan dan menjaga kebersihan dan higienitas toilet dan juga tempat ibadah. Jangan biarkan toilet kotor, jorok, dan bau. 

Plus ketersediaan air bersih yang cukup. Demikian juga tempat ibadah, selain bersih juga harus dilengkapi dengan sarana penunjang lainnya, dan dipisahkan antara jemaah laki-laki dan perempuan.

Tips lanjutan yang disarankan oleh YLKI adalah, jika konsumen dirugikan atas pelayanan jasa wisata, maka cepat-cepatlah melaporkan/mengadukan ke pihak pengelola. "Jika responnya tidak memadai, kalau perlu, silakan diviralkan sebagai bentuk hukuman sosial," tegas Tulus.

Catatan lain dari YLKI adalah, Pemda dan pengelola tempat wisata memerhatikan manajemen parkir dan rekayasa lalu lintas di sekitar tempat wisata. Jangan sampai tempat wisata memicu kemacetan di sekitar lokasi, khususnya di jalan raya. Dan yakinkan tidak ada pungli parkir bagi konsumen jasa wisata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×