kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bangun pabrik tepung Ikan, Koperasi Mina Bahari siapkan Rp 11,9 miliar


Minggu, 22 September 2019 / 17:21 WIB
Bangun pabrik tepung Ikan, Koperasi Mina Bahari siapkan Rp 11,9 miliar


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Koperasi perikanan Mina Bahari di Indramayu dan PT Aruna Industri Bintan di Bintan akan menjalin kemitraan untuk membangun pabrik tepung protein ikan. Pabrik direncanakan berkapasitas produksi 20 ton per bulan.

Koperasi Mina Bahari akan berinvestasi membangun pabrik dengan nilai Rp 11,9 miliar, menyediakan bahan baku dan tenaga kerja. Adapun PT Aruna bertindak sebagai jaminan pemasaran, penyedia teknologi, dan pendampingan.

Sekretaris Koperasi Mina Bahari, Royani optimistis dengan rencana pembangunan pabrik tersebut.  Koperasi beranggotakan 325 orang yang berprofesi nelayan itu sangat menantikan pabrik dapat segera terealisasi. Pembangunan pabrik dinilai akan meningkatkan pendapatan nelayan sekaligus mendorong pengembangan koperasi.

Baca Juga: Menteri Susi ingin Indonesia punya 'Bulog' ikan, buat apa?

“Koperasi sedang mengajukan pembiayaan ke Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM untuk investasi tersebut. Kami mengharapkan pendanaan tersebut dapat segera cair agar pembangunan pabrik cepat terealisasi, rencananya Oktober 2019. Semua persyaratan pengajuan yang dibutuhkan sudah kami penuhi,” kata Royani dalam keterangan tertulis pada Minggu (22/9).

Lanjut Ia, koperasi sudah menyiapkan lahan untuk pabrik. Koperasi juga menjamin ketersediaan ikan untuk kebutuhan bahan baku tepung protein ikan.

“Jenis ikan yang dibutuhkan untuk membuat tepung protein ikan adalah ikan pirik. Ikan kecil yang tidak ada insangnya. Harganya juga sangat murah,” kata Royani.

Koperasi Mina Bahari sebagai  pengelola Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Eretan Kulon menerima jenis ikan pirik hasil tangkapan nelayan setiap hari dalam jumlah yang sangat banyak. Bahkan, ikan pirik kerap tidak terserap habis jika hasil tangkapan melimpah, akhirnya kadang terbuang atau dijadikan ikan asin.

Baca Juga: Akui dirinya sedikit tengil, Menteri Susi minta maaf...

Harga ikan ini relatif sangat murah, sekitar Rp 1.500 - 3000 per kg. Menurutnya jika pabrik terealisasi, harga ikan bisa terjamin yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan nelayan.

“Nelayan akan mendapat jaminan harga yang lebih baik dan ikan terserap habis oleh pabrik. Ini akan mendorong semangat nelayan menangkap ikan dan kesejahteraan nelayan,” kata Royani.

Dirut LPDB KUMKM Braman Setyo mengatakan pengajuan kredit oleh Koperasi Mina Bahari kini tengah diproses tim analisis.

Baca Juga: KKP tolak impor induk udang dari negara yang terjangkit virus

"Sudah lolos dari desk review dan pekan ini akan dilakukan on the spot checking ke Indramayu," kata Braman.

Menurut Braman, jumlah pembiayaan yang akan diberikan berdasarkan hasil verifikasi data seluruhnya termasuk data lapangan. Hal itu akan diputuskan dalam forum komite pinjaman yang dipimpin oleh Dirut LPDB KUMKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×