kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga acuan BI kembali dipangkas, kemampuan bank mencetak laba bisa meningkat


Kamis, 24 Oktober 2019 / 20:40 WIB
Bunga acuan BI kembali dipangkas, kemampuan bank mencetak laba bisa meningkat
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas dekat logo Bank Indonesia (BI) di gedung BI, Jakarta, Rabu (24/10). Keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas bunga lagi disambut positif pebankan.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100) menyambut baik langkah Bank Indonesia (BI) yang kembali memangkas bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5% pada Kamis (24/10).

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pemangkasan bunga acuan memang dibutuhkan industri keuangan, di tengah pasar yang belum kondusif.

"Penurunan bunga BI bagus untuk pasar, karena sekarang kami melihat sebenarnya pricing juga mulai turun. Apalagi menghadapi konteks loan to deposit ratio (LDR), sehingga dengan penurunan bunga BI diharapkan ada sejumlah relaksasi," katanya saat paparan kinerja BRI, Kamis (34/10) di Gedung BRI, Jakarta.

Baca Juga: NPL meningkat, laba BRI hanya tumbuh 5,4% di kuartal III-2019

Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menambahkan pemangkasan bunga acuan dapat pula mendongkrak rasio rentabilitas industri perbankan. Ini juga jadi penyeimbang kenaikan bunga acuan sepanjang 2018 yang melonjak hingga 175 bps.

Ini yang disebut Haru jadi penyebab melonjaknya biaya dana alias cost of fund (CoF) BRI, sehingga menggerus margin bunga bersih atawa net interest margin (NIM). Per September 2019, rasio biaya dana BRI tercatat sebesar 3,63%, meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 3,38%.

"Penurunan NIM jamak terjadi di Industri perbankan negara berkembang, secara tahunan (yoy) NIM kami memang turun secara konsolidasi dari 7,4% pada kuartal III-2018 menjadi 6,81% pada kuartal III-2019. Namun secara kuartalan meningkat tipis dari 6,79% pada kuartal II-2019," kata Haru.

Baca Juga: Laba BRI dan BNI di kuartal III 2019 hanya tumbuh satu digit, apa penyebabnya?

Peningkatan NIM secara kuartalan, menurut Haru, sebagai dampak dari langkah BI yang mulai menurunkan bunga acuan sejak Juli 2019 lalu. Tercatat sepanjang 2019, bank sentral juga telah empat kali menurunkan bunga acuan hingga 100 bps.

"Hingga akhir tahun, saya rasa NIM kami.masih bisa naik dari 6,81%, dan tahun depan juga bisa dijaga di atasnya. Meskipun secara jangka panjang, industri perbankan memang tak bisa lagi meraih NIM sampai 9% sebagaimana 2004 dahulu. Ini pertanda bagus bahwa industri perbankan Indoensia penetrasinya meluas," ujar Haru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×