kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,64   -18,87   -2.02%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Capai target, Taspen Life kantong premi Rp 1,44 triliun di 2019


Minggu, 23 Februari 2020 / 16:43 WIB
Capai target, Taspen Life kantong premi Rp 1,44 triliun di 2019
ILUSTRASI. Stan perusahaan asuransi jiwa TASPEN LIFE saat pameran pasar keuangan rakyat di Jakarta (21/12/2014). KONTAN/Daniel Prabowo/21/12/2014


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Jiwa Taspen (Taspen Life) akhirnya berhasil mencapai target tahun lalu. Hingga kuartal IV 2019, Taspen Life kantongi penerimaan premi sebesar Rp 1,44 triliun atau meningkat 172,66% dari realisasi tahun lalu yakni Rp 528,12 miliar.

Padahal tahun lalu perusahaan menargetkan premi Rp 1 triliun. Vice President Group Sales Taspen Life Yadhi R. Nurdin mengatakan, peningkatan tersebut berkat kerja sama Taspen Life dengan induk perusahaan yakni Taspen.

Baca Juga: Taspen Life targetkan porsi premi dari nasabah milenial mencapai 10%

“Kami punya program-program yang didukung kerja sama dengan Taspen. Dari grup ada peningkatan premi karena Taspen Life semakin dikenal dan dimudahkan dalam berjualan asuransi,” kata Yadhi di Jakarta, pekan lalu.

Ia memperkirakan target tahun ini akan lebih tinggi tapi untuk nilainya akan ditentukan oleh jajaran direksi Taspen Life. Adapun realisasi premi tersebut masih disumbang oleh premi asuransi kumpulan ketimbang individu.

Untuk tahun ini, Taspen Life akan lebih banyak garap nasabah kumpulan dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karena dinilai masih potensial. Diperkirakan sekitar 60-70 perusahaan BUMN telah menjadi nasabah Taspen Life.

Baca Juga: DJSN: Tidak ada peleburan Taspen dan Asabri ke BPJamsostek

“Masih potensial. Kami memberikan produk-produk asuransi lain misalnya gaji mereka naik maka ada kewajiban dari perusahaan untuk memberikan proteksi lebih. Jadi, kalau gaji pegawai naik maka harus dihitung ulang kebutuhan asuransinya, disitulah potensinya,” jelas dia.

Kebanyakan BUMN mengambil produk asuransi tradisional ketimbang unitlink. Ketimbang unitlink mereka lebih mencari manfaat asuransi yang pasti padahal pemilihan investasi yang moderat di unitlink justru bisa menghasilkan return investasi lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×