kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi digital Indonesia diproyeksi tembus US$ 100 miliar tahun 2025


Rabu, 04 September 2019 / 14:58 WIB
Ekonomi digital Indonesia diproyeksi tembus US$ 100 miliar tahun 2025
ILUSTRASI. TRANSAKSI EKONOMI DIGITAL


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia semakin menggeliat. Hal ini tercermin dari jumlah pengguna ponsel pintar mencapai 133% dan pengguna internet 56% dari total populasi Indonesia sebanyak 268,2 juta orang.

Dari jumlah tersebut, nilai transaksi online di Indonesia mencapai Rp 47,19 triliun di 2018, atau meningkat 281,39% dari realisasi tahun sebelumnya yaitu Rp 12,37 triliun.

Dari jumlah tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memproyeksikan nilai pasar ekonomi digital di Indonesia bisa mencapai US$ 100 miliar pada 2025.

“Dalam industri keuangan, adopsi teknologi terjadi begitu masif. Teknologi telah menciptakan cara baru masyarakat mendapatkan akses layanan keuangan yang akhirnya mempercepat tercapainya keuangan inklusif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Darmin di Jakarta, Rabu (4/9).

Baca Juga: Inilah poin-poin penting di RUU perpajakan yang baru

Menurutnya, perkembangan teknologi di industri keuangan telah mengubah cara kerja transaksi keuangan di tanah air. Mulai dari nilai manfaat lebih besar, biaya operasi yang lebih rendah, adanya pemilihan layanan dari pemain jasa keuangan baru serta konsumen jadi mudah berganti dengan layanan keuangan lain.

Menariknya, ekonomi digital dunia justru tumbuh pesat di tengah gejolak perekonomian global, seperti perang dagang, perang mata uang, penurunan harga komoditas dan pelonggaran kebijakan moneter.

Gejolak itu tak memberikan dampak berarti bagi ekonomi digital dunia. Bayangkan saja, ekonomi digital tahun 2016 berkontribusi sebesar 22% terhadap ekonomi global dan Asia Tenggara. Diproyeksikan meningkat dari 2,8% terhadap PDB menjadi 8% di 2025.

Baca Juga: Kredivo mendapatkan pendanaan US$ 20 juta

Apalagi, kata Darmin, digitalisasi telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan produktifitas. Pertama, keterbukaan akses internet telah membuat penggunaan data lebih efisien sehingga meningkatkan produktifitas bisnis 5%-10%.

Kedua, digitalisasi akan membuka pekerjaan dan keterampilan baru yang belum ada saat ini. Diperkirakan 65% anak-anak masa kini akan melakukan jenis pekerjaan tersebut. Selanjutnya, sebanyak 14 miliar perangkat jaringan internet akan terkoneksi pada 2022.

Kondisi tersebut, akan memunculkan kepercayaan masyarakat akan keuangan berbasis digital, di mana 90% pengguna internet menggunakan perbankan online dan 80% berbelanja online.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×