Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona dan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah membuat transaksi tunai menyusut. Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengatakan, indikasi tersebut terlihat dari penurunan baik outflow sebesear 5,2% secara year to date (ytd) 28 April 2020 maupun inflow 1,7% ytd transaksi di kas BI khususnya dalam satu bulan terakhir.
"Bahkan, di saat bulan puasa yang umumnya kebutuhan uang tunai meningkat, pada tahun ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya," ujarnya dalam acara diskusi media melalui telekonferensi, Kamis (30/4).
Baca Juga: Ini sederet kebijakan BI mendorong transaksi digital di tengah pandemi corona
Contohnya, merujuk pada data BI, per 28 April 2020 memang terjadi penurunan outflow kas BI oleh perbankan dari Rp 59,03 triliun per Maret 2020 menjadi Rp 35,63 triliun.
Sementara inflow menurun dari Rp 38,5 triliun per Maret 2020 menjadi Rp 36,54 triliun per 28 April 2020.
Bukan hanya itu, akibat Covid-19 transaksi debit melalui EDC yang bersifat tatap muka pun menurun. Tercatat, rata-rata transaksi harian melalui EDC di skema GPN tumbuh negatif sejak Februari 2020 sebesar 7,1% secara month to month (mtm) dan terus terekskalasi.
Data terakhir, per April 2020 secara mtm transaksi EDC skema GPN telah turun 45,5%. Menurut BI penurunan drastis transaksi di EDC dimulai sejak diumumkannya kebijakan belajar di rumah pada 16 Maret 2020 yang diikuti dengan kebijakan work from home (WFH) oleh instansi pemerintah dan swasta.
Baca Juga: Ada PSBB dan larangan mudik, uang tunai kebutuhan Lebaran tahun ini turun 17,7%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
