kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit properti lesu, bankir putar otak menggaet calon debitur


Senin, 07 Oktober 2019 / 21:21 WIB
Kredit properti lesu, bankir putar otak menggaet calon debitur
ILUSTRASI. Bank Tabungan Negara


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit properti perbankan mulai seret. Bank Indonesia (BI) dalam analisis uang beredar mencatat hingga Agustus 2019 kredit properti tumbuh 15,3% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.014,8 triliun. Pertumbuhan tersebut turun tipis dari bulan Juli 2019 yang naik 15,9% yoy.

Perlambatan paling tinggi tercermin dari kredit pemilikan rumah/apartemen (KPR/KPA). Tercatat KPR/KPA naik 11,3% yoy menjadi Rp 494,9 triliun, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tumbuh 12,3% yoy.

Direktur Konsumer BTN Budi Satria menyebut pada kuartal III 2019 KPR hanya tumbuh 16,5% yoy saja. Pertumbuhan tersebut praktis lebih rendah dibanding realisasi yang sama tahun lalu yang naik 20% lebih. Namun, ke depan bank bersandi saham BBTN ini meyakini kredit properti bakal terkerek naik apalagi setelah BI melakukan banyak relaksasi kebijakan di sektor properti. 

"Saat ini permintaan dominan di harga hingga Rp 500 juta. Kami akan dorong kolaborasi dengan pengembang untuk membuat program KPR," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (7/10).

Baca Juga: Dongkrak permintaan, BCA tawarkan KPR suku bunga rendah

Senada, Direktur Konsumer PT Bank Bukopin Tbk Rivan Purwantono menjelaskan tahun ini permintaan kredit untuk produk KPR tak begitu deras. Hal ini menurutnya disebabkan oleh mayoritas kredit berasal dari kota besar terutama Jakarta.

"KPR kami itu 75% di Jakarta, saya tidak mau seperti itu. Permintaan di luar itu harus bisa kita garap juga," terangnya. 

Sementara, kredit KPR Bukopin hingga September 2019 tercatat mencapai Rp 3,1 triliun dengan pertumbuhan sekitar 8% secara tahunan.

Sampai akhir tahun ini, Bukopin berharap pertumbuhannya bisa mencapai 10% dibandingkan tahun sebelumnya alias mencapai outstanding sebesar Rp 4,2 triliun. 

Untuk mencapai target tersebut, Bukopin juga sudah menggandeng banyak pengembang baik yang kecil maupun yang besar untuk menggarap memenuhi permintaan kredit KPR dengan ticket size di kisaran Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar.

Baca Juga: Dorong KPR, Bukopin gelar customer gathering

"Harapan saya, di sisa tiga bulan tahun ini ini bisa tercapai Rp 1,1 triliun. Kami juga lanjutkan promo bunga 7,4% sampai akhir tahun," imbuhnya.

Di sisi lain, PT Bank CIMB Niaga Tbk menilai pertumbuhan KPR masih cukup tinggi. Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan menjelaskan per kuartal III 2019 realisasi KPR CIMB Niaga masih tumbuh sekitar 13%. 

Melihat tren kredit properti yang kian melandai, bank bersandi saham BNGA ini tetap optimistis KPR sampai akhir tahun masih bisa tumbuh di kisaran 10%-12%. "Ticket size kami rata-rata di kisaran Rp 800 juta," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×